Perhadapan Pengurus Rumah Harapan GMIT Periode 2020-2023

KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Majelis Sinode GMIT mengangkat dan memperhadapkan Pengurus Rumah Harapan GMIT periode 2020-2023.

Pengurus beranggotan sembilan orang terdiri dari:  Ferderika Tadu Hungu, S.Th, MA (Ketua), Juliana S. Ndolu, SH, M.Hum, (Sekretaris), Pdt. Yetty Leyloh, S.Th,M.Hum, (Bendahara), Pdt. Paoina Bara Pa, S.Th, Pdt. Leomardus Taku Bessi, S.Th (anggota); Ester Mantaon, SH, Decky Faah,SE, Abriana G.Tunliu, SAB, Nafsiah W. Waang, SH, (Staf).

Kebaktian perhadapan berlangsung di jemaat GMIT Maranatha Oebufu dipimpin Pdt. Julian Widodo, Minggu, (27/9).

Belajar dari nasihat Rasul Paulus kepada Timotius tentang pemimpin yang memberi teladan, Pdt. Yulian mengapresiasi komitmen para pengurus yang telah mempersembahkan waktu, tenaga, pikiran, biaya untuk mendampingi para korban kekerasan dan perdagangan orang di NTT.

“Hanya mereka yang menghayati panggilannya sebagai murid-murid Kristus yang dapat melihat wajah Kristus dalam wajah para korban,” kata Pdt. Julian.

Sebagai alat pelayanan gereja di bawah naungan Unit Pembantu Pelayanan (UPP) Tanggap Bencana Alam dan Kemanusiaan MS GMIT, Pdt. Julian juga mengajak jemaat-jemaat GMIT untuk mendukung pelayanan Rumah Harapan termasuk mencegah berbagai tindak kekerasan berbasis gender dan kasus perdagangan orang.

Senada dengan itu, Pnt. Godlif Neonufa selaku anggota MS GMIT melalui suara gembala juga mengapresiasi kinerja RH yang telah mendampingi lebih dari 200 kasus kekerasan dan perdagangan orang.

Ia berharap melalui kehadiran RH dan juga kekayaan pengalaman para pengurus dalam pendampingan korban sungguh-sungguh mewujudkan nilai-nilai dan martabat kemanusiaan.

RH GMIT berdiri pada 2018 dengan misi antara lain: Satu, menjadi pusat pendampingan holistik bagi para korban perbudakan modern, perdagangan orang, dan kekerasan berbasis gender (dengan memperhatikan kebutuhan fisik, psikis, hukum dan spiritual, sampai dengan reintegrasi korban pada komunitasnya). Dua,menjadi pusat komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) berkaitan dengan perdagangan orang dan kekerasan berbasis gender. Tiga,Membangun dan memperkuat jaringan untuk menangani masalah perdagangan orang.

Program-program RH GMIT mendapat dukungan dari: Mission 21 melalui PGI (berakhir pada Juni 2018), Kerk in Actie (2018-2023), Global Ministry, Solidaritas Jakarta, BPR TLM, Wahana Visi Indonesia Wilayah NTT, sumbangan klasis dan warga GMIT. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *