PT Garam Indo Nasional Bagi Profit Dengan GMIT

KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Perjanjian Kerja Sama (PKS) pembagian profit perusahaan antara PT Garam Indo Nasional (GIN) dengan Pemda Kabupaten Kupang, Lembaga Pemangku Adat (LPA), Majelis Sinode (MS) GMIT dan para pemilik lahan tambak garam di Bipolo, yang ditandatangani pada 13 Maret 2018 lalu, membuahkan hasil.

baca juga http://sinodegmit.or.id/pemda-kabupaten-kupang-libatkan-gmit-tanda-tangani-mou-dengan-investor-industri-garam/

Kamis kemarin, (25/4) pukul 09.00 wita, Perwakilan PT GIN, Doni Arifin, Ayub Titu Eki (mantan Bupati Kupang), Yorhan Nome (Sekjen LPA), Dr. Kristian Liufeto, Johanis Eki (Sekretaris Disperindag Kabupaten Kupang), Silvanus Tob (perwakilan pemilik lahan) bertemu MS-GMIT guna realisasi pembagian hasil dimaksud.

Berdasarkan surat PKS tersebut, PT. GIN berkewajiban membagi keuntungan perusahaan dengan pemilik lahan sebesar 5,5% sedangkan untuk Pemda Kab. Kupang, MS-GMIT dan LPA sebesar 1,5%. Untuk tahun 2018 ketiga pihak ini mendapat pembagian senilai Rp. 15. 330.000 (Lima Belas Juta Tiga Ratus Tiga Piluh Ribu Rupiah).

Sekretaris MS GMIT Pdt. Yusuf Nakmofa menyampaikan terima kasih kepada PT GIN atas upaya dan komitmen untuk memberdayakan masyarakat di pesisir pantai Bipolo dengan mengikutsertakan mereka sebagai tenaga kerja di perusahaan yang baru beroperasi satu tahun ini.

Ia juga menjelaskan seluruh dana tersebut langsung disetor ke rekening Badan Pendidikan Sinode GMIT untuk kepentingan pendidikan sekolah-sekolah GMIT.

“GMIT punya pergumulan di bidang pendidikan dan karena itu anggaran bagi hasil ini diperuntukan bagi pendidikan sekolah-sekolah GMIT,” ujar Pdt. Yusuf.

Kendati jumlah ini tergolong kecil lantaran areal tambak yang digarap baru mencapai 20an hektar dari rencana 500 hektar, Ayub Titu Eki mengaku bangga karena PT GIN sungguh-sungguh melaksanakan janjinya kepada masyarakat, gereja dan lembaga adat.

“Saya bangga hari ini bisa menyaksikan apa yang setahun lalu kita sepakati bersama. Tidak sekedar main-main, tapi sekarang sudah ada bukti bagi hasil,” kata Titu Eki.

Dalam kunjungannya ke lokasi, Titu Eki mengisahkan bertemu para ibu yang mengaku senang dengan kehadiran PT GIN lantaran telah membantu meningkatkan pendapatan ekonomi mereka.

“Saya ke lokasi beberapa waktu lalu. Perempuan dan laki-laki bertemu saya dan cium, dan bilang, Bapak, dulu musim begini kami tidak tahu mau bikin apa, tapi sekarang dengan bekerja di PT GIN, kami punya pendapatan lebih besar dari kami punya suami,” ujar mantan bupati Kupang ini menirukan pengakuan para pekerja.

Dari hasil yang telah dipetik, ia berharap tahun 2019 ini perusahaan memperluas lahan garapan sehingga produksi garam semakin meningkat.

Tahun 2018 perusahaan baru menghasilkan 1.460 ton dengan harga jual Rp. 700.000,- (Tujuh Ratus Ribu/ton) dengan tujuan pasar Pulau Jawa dan Sumatra. Perusahaan menargetkan produksi sebesar 40-60 ribu ton per tahun sepanjang masa kontrak 30 tahun mendatang.

Sementara itu Silvanus Tob selaku perwakilan pemilik lahan juga berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam PKS khususnya PT GIN yang tidak hanya melibatkan warga lokal sebagai tenaga kerja tetapi juga membantu memperluas areal sawah para petani setempat dengan alat berat milik perusaaan.

Doni Arifin, Perwakilan PT Garam Indo Nasional

Perwakilan PT GIN, Doni Arifin, menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang telah mendukung perusahaan sekaligus berharap kerja sama ini semakin baik di tahun-tahun mendatang.

Doni menilai kualitas garam di NTT khususnya di Kupang sangat baik karena didukung dengan kualitas air laut yang jernih dan belum banyak tercemar sampah maupun limbah lainnya.

“NTT khususnya Kupang sangat potensial untuk industri garam karena sinar matahari memadai dan juga air lautnya masih jernih. Belum terkena dampak polusi, jadi ini potensi besar bagi NTT untuk pengembangan industri garam,” kata Doni.

Dr. Kristian Liufeto, staf pengajar pada fakultas perikanan Universitas Nusa Cendana Kupang, pada kesempatan ini juga menampik isu pencemaran lingkungan sebagaimana dikhawatirkan sejumlah pihak pada awal berdirinya perusahaan ini. Ia berharap kerja sama perusahan dengan gereja, pemerintah, tokoh adat dan warga pemilik lahan semakin meningkatkan ekonomi dan taraf hidup masyarakat setempat. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *