RETREAT KARYAWAN KANTOR MS GMIT DI PANTAI LIMAN

Semau, www.sinodegmit.or.id,  Guna meningkatkan spiritualitas pelayanan dan merekatkan relasi persekutuan antar para karyawan dan keluarga, keluarga besar kantor Majelis Sinode (MS) GMIT menyelenggarakan retreat di Pantai Liman-Semau. Kegiatan yang merupakan program Unit Pembantu Pelayanan (UPP) umum dan kerumahtanggaan ini berlangsung pada Sabtu dan Minggu 15-16/07-2017.

Sejak pukul 05:00 pagi,  para karyawan beserta keluarga menggunakan bus dan beberapa kendaraan pribadi bergerak dari kantor sinode GMIT menuju pelabuhan Bolok untuk menyeberang ke pelabuhan Hanisisi-Semau. Banyaknya antrean kendaraan yang menunggu penyeberangan pagi itu menyebabkan para penumpang terpaksa menunggu dua jam.

Aleks Tahepe (40) salah satu anggota rombongan mengaku senang meski terpaksa lama menunggu. “Beta senang ikut kegiatan ini meski harus menunggu berjam-jam tapi suasana kebersamaan membuat beta menikmati perjalanan,”ungkapnya.

15 menit menyeberang dengan kapal ASDP, rombongan tiba di pelabuhan Hanisisi menuju jemaat GMIT Sonaf Neka Huilelot. Di sini rombongan beristirahat sejenak guna mengikuti perayaan HUT ke 60 jemaat setempat. Rombongan baru tiba di Jemaat GMIT Bait El Uitiuh Tuan yang menjadi tuan dan nyonya rumah pada pukul 15:00 setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam lantaran kondisi jalan aspal seadanya dan berlubang sepanjang kurang lebih 25 kilometer.

Namun, semua kelelahan akibat perjalanan panjang sekitar 10 jam sejak keberangkatan dari kantor MS GMIT terbayar ketika rombongan tiba di Pantai Liman, salah satu destinasi pariwisata yang menawan di wilayah Selatan Pulau Semau yang belum banyak di kenal khalayak.

Pantai Liman yang terletak di desa Oetefu Besar memiliki hamparan pasir putih halus dengan karakter ombak besar dan tinggi. Bentuk pantainya yang membujur sepanjang setengah kilometer dan dipunggungi bukit di ujung seberang tampak bagai lukisan sang maestro. Eloknya pemandangan pantai membuat decak kagum semua yang hadir. Masing-masing orang pun bergegas mengekspresikan kegembiraannya.

Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Mery Kolimon bersama suami dan anak-anak tampak menikmati sunset sambil berfoto. Hal yang sama juga diikuti peserta lainnya yang tak mau kehilangan waktu mengabadikan semburat jingga mentari yang perlahan redup di ufuk Barat.

Usai menikmati pesona pantai Liman, peserta kembali ke perkemahan di sisi Timur untuk mengikuti sharing dan meditasi hingga pukul 09:00 malam yang diakhiri dengan istirahat malam di rumah-rumah jemaat.

Esoknya, rombongan berbagi diri di beberapa jemaat terdekat untuk memimpin dan mengikuti kebaktian. Pdt. Mery memimpin kebaktian di jemaat Sonaf Lahing Naikean. Dalam khotbah yang didasarkan pada Matius 25, ia mengajak jemaat untuk berefleksi bagaimana menjadi tuan rumah dan memberi tumpangan bagi sesama yang menderita.

Berdasarkan pengalaman dibeberapa daerah yang mana masyarakat lokal telah menjual tanah dan potensi alamnya kepada investor, Pdt. Mery mengingatkan jemaat-jemaat di pulau Semau maupun di pulau-pulau lain agar berhati-hati dan tidak mudah menjual tanahnya kepada pihak luar. Sebagai alternatif, ia menghimbau jemaat untuk menempuh sistem kontrak atau bagi hasil ketimbang menjual tanah.

Sejumlah perlombaan digelar panitia retreat sebelum rombongan kembali ke Kupang pada pukul 05:00 sore. Marlin Thedens, karyawan dari bagian personil yang baru pertama kali menginjakan kaki di pulau Semau mengaku senang dan mengikuti kegiatan ini.

“Senang. Kita bisa datang ke Semau kapan saja namun  sambutan yang ramah dan hangat dari jemaat membedakannya. Belum tentu kita datang sendiri-sendiri dan mendapat sambutan yang begitu ramah,” tuturnya. Singkatnya alokasi waktu yang disipkan panitia, ia berharap kegiatan kebersamaan semacam ini ke depan dijadwalkan lebih panjang. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *