Roh Kudus Sebagai Penuntun Misi Gereja (Lukas 4: 16-21)*

Pdt. Gusti Menoh

KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Sebuah tulisan yang saya baca baru-baru ini menunjukkan bahwa negara-negara maju di dunia ditentukan oleh spirit yang mendasari etos kerja warganya. Makin positif spirit yang men-drivediri warganya, makin cepat kemajuan yang terjadi di negara tersebut. Makin negatif spirit yang menguasai pribadi para warganya, makin tidak berkembang bangsa itu.

Hal ini dapat dimaklumi, karena sadar atau tidak, seluruh tindakan manusia dikendalikan oleh spirit tertentu. Sebab apa yang disebut sebagai tindakan adalah sesuatu yang dilakukan secara sadar, di bawah dorongan/spirit tertentu. Spirit itulah yang menentukan arah dan tujuan suatu tindakan. Bila spirit yang men-drive tindakan seseorang adalah roh pementingan diri, maka yang lahir adalah tindakan-tindakan egois yang berorientasi pada diri. Sebaliknya bila spirit yang mendasari pribadi seseorang adalah roh altruisme, maka yang nampak adalah tindakan-tindakan kasih dan pengorbanan yang berorientasi pada sesama.

Dalam bacaan tadi, dengan mengutip nabi Yesaya secara tidak langsung Yesus menegaskan roh yang ada dibalik diri-Nya dan seluruh tindakan-Nya. Yesus menegaskan bahwa Ia berada dalam kendali Roh Tuhan. Ada tiga peran Roh bagi Yesus, yakni bahwa Roh Tuhan ada pada-Nya, mengurapi-Nya, dan mengutus-Nya. Dengan Roh inilah, Yesus sanggup berdiri dan melakukan seluruh pelayanan-Nya, termasuk mampu menanggung penderitaan yang Ia alami. Dengan urapan dan tuntunan Roh Tuhan pula, Yesus dapat mengarahkan seluruh pelayanan-Nya bagi sesama secara total. Roh Tuhan memampukan Yesus untuk peka terhadap dunia, melihat penderitaannya, dan memerdekaannya dari berbagai belenggu yang menyengsarakan. Roh Tuhan memampukan Yesus menghadirkan kerajaan Allah di bumiĀ  yakni; kasih, kebenaran, keadilan, sukacita, dan damai sejahtera.

Belajar dari Yesus yang selalu mengijinkan Roh Tuhan sebagai pengendali diri-Nya, maka sudah semestinya Gereja dan seluruh pelayanan-Nya pun mau dipimpin oleh Roh Tuhan, yakni Roh Kudus. Kalau hari ini kita memulai TOT Perencanaan Program Pelayanan Gereja dan Draf HKUP, jauh sebelum segala sesuatu dimulai, mari kita berserah diri dan memohon Roh Kudus datang bersama kita. Kita memohon Roh Kudus menuntun kita dengan hikmat Allah, agar kita mampu membaca persoalan-persoalan yang ada, seperti kemiskinan, pendidikan, ekonomi, human trafficking, dan lain sebagainya. Dengan tuntunan Roh Kudus, kita mampu melihat potensi-potensi yang ada untuk diberdayakan dalam pelayanan kita. Dengan tuntunan Roh Kudus pula kita akan dapat merencanakan program pelayanan dan menyusun draf HKUP secara baik. Lebih jauh, hanya dengan kendali dan tuntunan Roh Kudus, sebagai Gereja kita mampu melayani dengan lebih sungguh. Sebab tanpa tuntutan Roh Kudus, Gereja bisa jatuh pada pemberhalaan diri, dan bahkan dapat diperalat demi kepentingan diri. Tanpa Roh Kudus dalam diri kita, seluruh pelayanan kita hanya akan berorientasi pada diri kita, pada kepentingan diri, pada kekuasaan, pada materi, dan tidak akan pernah berorientasi pada dunia, pada sesama, pada mereka yang menderita dan tak berdaya. Maka singkirkanlah roh-roh lain yang ada dalam diri kita, dan ijinkanlah Roh Kudus senantiasa bertakhta dalam hati kita. Kiranya Roh Kudus menolong kita dengan hikmat Allah dalam tiga hari kegiatan ini. ***

*Khotbah pembukaan TOT Perencanaan Program Pelayanan dan Penyusunan Draf HKUP 2020-2013, pada 11 Juni 2019 di jemaat GMIT Lahairoi Tuaksabu, Oesapa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *