
KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Sekretaris Umum (Sekum) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Gultom, M.Th. kunjungi Rumah Harapan (RH) GMIT, Jumat, (5/4). Dalam pertemuan dengan para pengurus, Pdt. Gomar memberi apresiasi yang tinggi kepada GMIT dalam menangani berbagai kasus perdagangan orang dan kekerasan seraya berharap GMIT menjadi contoh bagi gereja-gereja lain dalam urusan kemanusiaan.
“Saya sangat mengapresiasi keterbukaan GMIT dalam menangani para pekerja migran ini. Kita tahu kasus-kasus perdagangan orang tertinggi di Indonesia ada di NTT. Dan cukup lama gereja tidak terlalu caredengan masalah ini karena menganggap bahwa ini bukan tugas gereja. Saya sangat mengapresiasi prakarsa GMIT mendirikan Rumah Harapan ini. Saya kira ini contoh yang baik bagi gereja-gereja lain di Indonesia,” ujar Pdt. Gomar.
Lebih lanjut Pdt. Gomar mengatakan bahwa RH GMIT ini juga merupakan wujud kesaksian gereja kepada dunia bahwa masalah-masalah kemanusiaan bukan semata-mata urusan pemerintah. Karena itu sejak awal pendiriannya, PGI memandang perlu mendukung GMIT dan juga Gereja Kristen Sumba (GKS) menghadapi persoalan kemanusiaan di NTT.
RH GMIT berdiri pada Februari 2018 sebagai salah satu unit kerja Majelis Sinode (MS) GMIT yang secara khusus memberi pendampingan bagi para korban perdagangan orang dan kekerasan berbasis gender. Selain PGI, RH GMIT juga mendapat dukungan dari mitra GMIT di Swiss melalui badan misi M-21, dan Kerk in Actie di Belanda.
Pada pertemuan ini Ester Mantaon, salah satu pengurus RH yang didampingi Ketua UPP Kebencanaan MS GMIT, Pdt. Paoina Bara Pa, menyampaikan secara ringkas, visi, misi, program, mekanisme kerja, data pendampingan korban serta tantangan-tantangan lain yang dihadapi RH sepanjang satu tahun kerja.
Ketua MS GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon menyampaikan terima kasih atas kunjungan ini dan berharap kerja sama kedua lembaga ini memperkuat pelayanan GMIT di NTT. ***