Ssssssst…Natal Bukan Alasan Bikin Ribut

Suasana Kebaktian Malam Natal Jemaat Paulus Naikoten 1 Kupang (Senin, 24/12)

Kupang, www.sinodegmit.or.id, “Natal adalah sebuah peristiwa sukacita. Kita berkumpul, bergembira dan bersukacita sebagai keluarga dan saudara oleh karena Allah menjadi manusia dan berkenan menyelamatkan kita, …tetapi ingat, kita mesti bersukacita secara bertanggungjawab. Natal bukan alasan untuk kita bermabuk-mabukan. Apalagi melakukan keributan di lingkungan kita,” demikian pesan Pdt. Dr. Mery Kolimon saat memimpin kebaktian malam natal, Senin, (24/12), di Jemaat GMIT Paulus Naikoten 1 Kupang.

Selain pesan menjaga ketertiban lingkungan, dalam khotbah yang didasarkan pada Injil Lukas 2:17-19 dengan perikop “Gembala-gembala”, Pendeta Mery juga mengajak seluruh jemaat GMIT agar mengedepankan sikap hidup sederhana.

“Para gembala yang sederhana dipedulikan Allah. Panggilan natal bagi kita adalah berbagi solidaritas dengan sesama. Kita bernatal dalam konteks masyarakat NTT yang rentan dengan persoalan putus sekolah, gizi buruk, stunting, bahkan korban perdagangan orang. Karena itu, kita semua terpanggil untuk mencari cara melayani bersama-sama dengan Allah demi sejahtera dunia.

Dalam konteks keberagaman di NTT dan Indonesia umumnya, Ketua Majelis Sinode GMIT juga mengajak warga GMIT untuk menyaksikan kasih dan kebaikan Tuhan melintasi batas-batas primordial. Sebab, menurutnya kabar baik sebagaimana yang disampaikan para malaikat tidak hanya terbatas untuk para gembala tetapi untuk seluruh bangsa.

“Kabar baik lain yang kita belajar dari para gembala adalah bahwa kabar baik itu untuk seluruh bangsa. Karya keselamatan melalui Yesus Kristus melintasi batas-batas bangsa, suku, etnis, bahasa dan agama. Dalam konteks masyarakat yang majemuk di Kota Kupang, NTT dan di Indonesia kita hidup bersama-sama dengan saudara-saudara kita denominasi dan agama-agama lain. Mari kita menjadi saksi kebaikan Tuhan melalui hidup kita melalui perbuatan kita yang baik,” ujar Pdt. Mery.

Kebaktian malam natal yang berlangsung pukul 18:00 WITA di jemaat Paulus Naikoten 1 Kupang dihadiri ribuan jemaat. Dalam kebaktian ini para pemuda menggelar pertunjukan drama berjudul, “Natal yang Hilang”.

Para pemeran drama “Natal yang Hilang”

Drama ini mengisahkan tentang sebuah keluarga yang sibuk mengejar harta kekayaan namun lupa merawat kasih sayang. Pesan drama ini adalah bahwa uang bisa membeli banyak hal tapi tidak untuk kebahagiaan.  Kebahagiaan hanya akan tinggal di dalam keluarga yang saling mengasihi dalam kasih Tuhan. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *