KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Membangun gedung gereja adalah sebuah keniscayaan namun itu bukan tugas utama gereja. Demikian pernyataan suara gembala Ketua Majelis Sinode (MS) GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon saat meresmikan dan menahbiskan gedung kebaktian jemaat GMIT Sonaf Manekan-Tabun, Klasis Kupang Barat, Sabtu, (23/3).
“Panggilan utama gereja bukan bangun gedung gereja. Tugas utama gereja adalah terlibat dalam karya keselamatan Allah di tengah-tengah dunia,” kata Pdt. Mery.
Menurutnya menyiapkan fasilitas peribadatan sebagai sarana bersekutu dengan Tuhan dalam rangka melaksanakan amanat kerasulan adalah penting, namun seusai kebutuhan itu terpenuhi maka jemaat harus mengarahkan konsentrasi pada upaya membangun sumber daya manusia melalui panca tugas gereja yakni: persekutuan, kesaksian, pelayanan kasih, ibadah dan penatalayanan. Ia mencontohkan:
“Kalau waktu bangun gedung gereja ada mahasiswa terancam putus sekolah lalu datang di Majelis Jemaat minta bantuan, Majelis Jemaat bilang sonde bisa karena kotong ada bangun gedung gereja, maka ketika gedung ini selesai dibangun, tidak ada lagi alasan untuk tidak mendukung pendidikan anak-anak kita di jemaat ini,” jelas Pdt. Mery.
Kebaktian penahbisan dipimpin Pdt. Yahya Millu, S.Th, Ketua UPP Pemuda dan Kaum Bapak MS GMIT. Dalam khotbahnya Pdt. Millu, mengajak jemaat agar belajar mencintai persekutuan dengan Tuhan dan sesama dalam gereja sebagaimana kerinduan Pemazmur “Betapa disenanginya tempat kediaman-Mu…Jiwaku hancur merindukan pelataran-pelataran TUHAN…Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain” (Mazmur 84:1-13).
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NTT, Drs. Benyamin Lola, mewakili Gubernur NTT dalam sambutannya berharap kehadiran gedung kebaktian ini akan semakin meningkatkan semangat umat untuk menghidupi imannya melalui partisipasi aktif dalam pelayanan demi mewujudnyatakan kasih Tuhan Yesus di tengah dunia.
Kini jemaat ini telah berusia 57 tahun. Setelah melalui beberapa kali renovasi, pada April 2005, dibentuk panitia pembangunan gedung kebaktian yang baru. Gedung baru dengan ukuran 32 X 12 Meter ini membutuhkan waktu pembangunan selama 14 tahun dengan menghabiskan biaya sebesar 1,7 milyar rupiah. Kini jemaat ini dilayani oleh Pdt. Patricia Dimu Djami-Thedens.
Usai kebaktian, panitia juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan pastori oleh Ketua MS GMIT dan Wakapolda NTT, Brigjend Pol. Johannis Asadoma. ***