Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus.Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi teman dan tetangganya. Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik.
Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, “Kikir betul orang itu.” Tetapi Pygmalion berkata, “Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu”.
Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik.
Kawan-kawan Pygmalion berkata, “Ah,sebagus- bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu.”
Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul. Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.
Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul. Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.
Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif.
Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya kita itu akan SUCCESS!
Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion.
“Belum pernah ada seorang pun dalam sejarah kita yang menuntut kehidupan serba mudah dan namanya layak dikenang” (Theodore Roosevelt).
“Untuk menarik uang, berfokuslah pada kekayaan. Mustahil untuk mendatangkan lebih banyak uang ke dalam hidup kita jika kita berfokus pada kekurangan uang” (Rhonda Byrne).
“Pandanglah segala sesuatu yang kita sukai lalu berdoa 3M (Meminta, Meyakini, dan Mensyukuri) dan katakan pada diri sendiri: Saya akan memperolehnya, saya akan membelinya, semuanya untuk Memuliakan Nama Tuhan” (Vincent Gaspersz)