Pembekalan BPPS dan UPP MS GMIT Periode 2024-2027: Menanamkan Nilai Organisasi dan Membangun Soliditas

Amfoang,www.sinodegmit.or.id, Majelis Sinode Harian (MSH) GMIT mengadakan Pembekalan bagi Badan Pembantu Pelayanan Sinode (BPPS) dan Unit Pembantu Pelayanan Majelis Sinode (UPPMS) periode 2024-2027, di Jemaat Pniel Lelogama Klasis Amfoang Selatan, pada senin-selasa, (8-9/4).

Pembekalan tersebut difokuskan pada upaya menanamkan nilai organisasi dan membangun soliditas di antara MSH, BPPS, dan UPPMS. Ketua MS GMIT, Pdt. Semuel B. Pandie, dalam suara gembala meminta mereka bersikap rendah hati dan mengedepankan visi dan misi GMIT dalam melayani.

“Tantangan terbesar gereja saat ini adalah krisis etika. Krisis ini mengisyaratkan bahwa kita tidak rendah hati untuk saling melengkapi, tidak saling berkoordinasi, lebih banyak berpikir tentang diri sendiri, dan bukan tentang visi dan misi GMIT. Saya berharap visi dan misi GMIT harus kuat di dalam hati kita, di dalam otak kita, dan dalam setiap gerak langkah kita,” kata Pdt. Sem.

Selain itu ia juga menegaskan supaya semua orang bekerja sama dan membangun persekutuan bersama untuk mengatasi persoalan pendidikan, pemberdayaan aset, manajemen dan grand design Sumber Daya Manusia (SDM), dan pembangunan fisik gereja, selama empat tahun mendatang.

Senada dengan itu, Pdt. Emr. Messach D. Beeh, dalam pemaparan materinya mengatakan “Banyak kasus besar dan sensitif dapat diselesaikan karena sentimen I love GMIT dan Roh Tuhan ada padaku. Tetapi ada juga masalah yang timbul dan sulit diselesaikan karena Roh Tuhan menjauh. Roh perselingkuhan primordial, egoisme, kekuasaan administrasi, kong kali kong, dsb., -mengusik Roh Tuhan dan akibat akhir ialah jemaat menjadi korban.”

Pdt. Messach berharap ada tim pelayanan yang solid pada lingkup MSH, MS, dan para Ketua Klasis dengan para pendeta. Soliditas pada dan antar lingkup akan melahirkan sinergitas dan integritas dalam pelayanan sehingga berefek besar terhadap pengembangan basis pelayanan atau jemaat.

Pemateri lainnya, Pdt. Mery L.Y. Kolimon, menekankan nilai-nilai pelayanan yang harus diutamakan dalam melayani seperti kuat dalam visi Kerajaan Allah, ugahari, bersikap ramah alam, tanpa kekerasan, akuntabilitas dan transparansi, serta hospitalitas (keramahan) di antara MSH, BPPS dan UPPMS.

“Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, namun itu diperlukan untuk menguji keputusan yang terbaik. Jangan sampai menyimpan dendam dan sakit hati. Perlu membangun trustdan respecttimbal balik, yang adalah kunci banyak kesuksesan,” kata Pdt. Mery. 

Peserta yang mengikuti pembekalan tersebut berjumlah 53 orang, yang terdiri dari MSH, BPPS dan UPPMS. Beberapa personil BPPS dan UPP MS Periode 2024-2027 adalah pendeta jemaat.

Bagi Pdt. Daibel Tlonaen, ini merupakan tantangan baru dalam pelayanan.

“Masuk ke kantor merupakan hal baru bagi saya, karena saya tidak biasa bekerja di kantor. Namun saya akan mengikuti dinamika yang ada, meskipun berat tetapi saya akan belajar, dan menunjukan rasa cinta pada pekerjaan yang dipercayakan kepada saya,” kata Pdt. Daibel, Sekbid Keuangan dan SDM.  Ia juga berharap ada kerja sama yang baik dengan rekan-rekan yang lain dalam melaksanakan amanat Rencana Induk Pelayanan (RIP) dan Haluan Kebijaksanaan Umum Pelayanan (HKUP) Periode 2024-2027.

Pembekalan tersebut dipadukan dengan ibadah meditasi yang dipimpin oleh Pdt. Emr. Hengky Abineno. Para peserta juga mengunjungi padang savana Lelogama dan Observatorium Nasional Timau. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *