Budak Jadi Adik

Budak Jadi Adik

PendalamanAlkitab, Ibadah Kantor Sinode, 27 Juli 2018 (Dr. Karen Campbell-Nelson)

Filemon 1.8-21, Versi Bahasa Kupang

Nats ini mengarahkan perhatian kita kepada hubungan pribadi di antara tiga laki-laki: Paulus, Filemon, dan Onesimus. Sebagai surat pribadi, sejumlah hal sudah difahami dan diketahui sebelumnya oleh laki-laki tersebut yang tidak begitu jelas bagi kita sebagai para pembaca berabad-abad setelah surat ditulis dan yang tinggal di tempat jauh dari Kolose dan Roma. Misalnya, kita tidak tahu pasti apakah memang Onesimus melarikan diri dari Paulus. Versi Alkitab yang dibaca tadi seperti itu adalah penafsiran dominan selama ini, walaupun versi bahasa Yunani tidak secara eksplisit mengatakan bahwa Onesimus larifuik kas tinggal Paulus. Tetapi ada tafsiran lain lagi juga. Kita tidak tahu pasti masalah Onesimus dengan Filemon seperti apa atau bagaimana sampai Onesimus dapat mengenal Paulus saat Paulus ditahan. Tetapi daripada memulai dengan apa yang tidak kita ketahui, kita dapat mulai dengan apa yang dapat diketahui atau yang hampir pasti terjadi berdasarkan studi ahli-ahli Alkitab yang membantu kita memahami konteks bersejarah.

Tentang Paulus:

  • Surat Paulus ke Filemon ditulis ~ waktu yg sama Paulus menulis surat ke jemaat di Kolose.
  • Surat ini ke Filemon ditulis saat Paulus ditahan. Kemungkinan besar Paulus, tidak ditahan di dalam bui atau di Lembaga Permasyarakatan seperti yang kita kenal di Kupang sini, tetapi sebagai warga negara Roma ia hampir pasti ditahan di rumah/house arrest untuk menunggu pengadilannya oleh penguasa Roma (Kaisar Nero). Tak disebutkan dalam suratnya, tetapi Paulus mungkin ditahan di Roma (ada yang mengatakan ada kemungkinan ia ditahan di Kaisaria, tetapi opini berat sebelah ke Roma).
  • Paulus ditangkap waktu ia berada di Yerusalem (ada teman yang berupaya memberi peringatan pada Paulus supaya dia tidak masuk Yerusalem—Kisah para Rasul 21.12—tapi Paulus tetap pi). Kemudian Paulus ditangkap dan ditahan di Yerusalem akibat para Saduki, pemimpin agama Yahudi sendiri, yang menuduh bahwa Paulus membawa orang bukan Yahudi masuk bait suci di Yerusalem (tetapi mereka juga tidak setuju dengan banyak ajaran Paulus, misalnya mengenai kebangkitan Yesus). Bisa saja petugas Roma yang menahan Paulus supaya ia tidak diciderai ataupun dibunuh oleh para pemimpin Yahudi dan masanya.
  • Paulus berupaya menyembuhkan relasi yang retak antara Filemon dan Onesimus

Tentang Filemon:

  • Filemon adalah anggota persekutuan Kristen di Kolose; malahan jemaat di Kolose berkumpul di rumah dia (lihat awal surat Paulus bilang: Beta tulis ini surat kasi lu, Filemon …kasi susi Apfia … kasi Arkipus deng kasi jama’at yang biasa bakumpul sambayang di lu pung ruma.)
  • Filemon adalah kawan dekat Paulus, mereka saling mengenal dengan baik
  •  Filemon mungkin kaya: ia pemilik budak dan mampu menerima jemaat untuk beribadah di rumahnya.

Tentang Onesimus & perbudakan di Kerajaan Kekaisaran:

  • Onesimus pernah menjadi budak Filemon, tetapi kemudian lolos/lari kas tinggal Filemon
  • awalnya Onesimus bukan org Kristen, tetapi dalam relasi dengan Paulus mau bergabung dengan persekutuan Kristen, malahan ia mengambil peran penting dalam gereja kuno. Lihat Kolose 4.9 yang juga ditulis Paulus: Ia[artinya Tikhikus] kusuruh bersama-sama dengan Onesimus, saudara kita yang setia dan yang kekasih, seorang dari antaramu. Mereka akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang terjadi di sini.
  • perbudakan pada zaman Romawi sangat biasa; diperkirakan sebanyak 1/3 penduduk di Kerajaan Kekaisaran itu berstatus sebagai budak
  • status budak ditentukan oleh status pemiliknya
  • tugas budak berbeda-beda tergantung pendidikan dan ketrampilan budak. Budak buta huruf akan bekerja hal-hal seperti antar sampah ke tempat pembuangan sampah, jaga pintu masuk rumah seperti seorang satpam, seorang pelacur, dst.)
  • ada budak yang terdidik atau memiliki ketrampilan akan mempunyai tugas lebih “tinggi” seperti mengelola pembukuan bisnis
  • jika ada budak yang melarikan diri, itu dianggap sesuatu sangat serius (pemilik bebas pukul budaknya secara keras); ada juga dokumen kuno yang menunjukkan bahwa ada orang-orang tertentu dicari untuk bantu budak yang ditangkap supaya hukuman terhadapnya dapat dijadikan lebih ringan
  • Onesimus lari kasi tinggal Filemon, mungkin dengan hutang
  • Jarak antara Kolose (tempat tinggal Onesimus dulu waktu masih budak Filemon) dan Roma (tempat tinggal Onesimus saat Paulus menulis ke Filemon) jauh sekali—sebanyak 2000 kilometer. Seandainya Onesimus lari dari Filemon dengan harapan mencari kehidupan baru, bisa saja ia mencuri uang dari Filemon untuk ongkos transpor…

Inilah pengantar singkat mengenai tiga sosok yang menonjol dalam nats pagi ini. Saya mengajak kita untuk berdiskusi dalam tiga kelompok mengenai tiga sosok ini untuk kita coba mendalami makna di nats ini. Panduan diskusi telah disediakan, tetapi silakan menambah pertanyaanmu sendiri jika mau. Akan diberikan waktu beberapa menit untuk diskusi…tolong siap untuk sebentar berbagi ringkasan dari diskusimu dalam kelompok. Tak penting anggota kelompok mencapai konsensus atau menemukan jawaban untuk tiap pertanyaan; yang penting adalah upaya untuk mempertimbangkan lebih dari satu kemungkinan terkait motivasi dan sikap/karakter Paulus, Filemon, dan Onesimus.

KELOMPOK DISKUSI (lihat panduan diskusi di bawah)

Untuk penyembuhan hubungan yang retak antara Filemon dan Onesimus, memang mereka masing-masing harus melewati suatu transformasi besar. Tetapi jika kita mau membuka diri untuk menjadi mediator atau perantara di antara orang yang relasinya retak, kita dapat belajar dari pendekatan pastoral Paulus. Ada sejumlah sikap dan langkah yang Paulus menunjukkan dalam perannya sebagai mediator, yaitu:

  • Paulus berdoa: di pengantar surat, Paulus berterima kasih dalam doa atas kehidupan Filemon: 4Filemon! Tiap kali beta sambayang kasi sang lu, beta minta tarima kasi sang Tuhan tagal lu pung idop. dan 6…Beta sambayang ko kalo bosong kasi tunju bosong pung hati bae satu deng satu, na, bosong bisa mangarti lebe dalam, samua hal yang bae yang kotong bisa bekin kasi Tuhan Yesus.
  • Paulus tulus ketika ia mengakui kehebatan Filemon: 5Te beta su dengar banya, so’al lu pung parcaya sang Tuhan Yesus, deng lu pung sayang kasi orang parcaya dong. dan 7Bu! …lu su bekin beta pung hati sanang, deng kasi kuat beta pung hati. Deng lu pung sayang ju su kasi kuat banya orang parcaya pung hati.
  • Paulus menunjukkan kepercayaannya pada Filemon:  akhir ayat 21: Beta rasa, nanti lu bekin lebe dari apa yang beta minta.
  • Paulus curhat dan jujur: ia merasa berat untuk “melepaskan” Onesimus, tetapi akhirnya ia bersikap – Onesimus mau dikirim kembali.
  • Paulus tidak memaksakan Filemon: melainkan membuka kesempatan bagi Filemon untuk do the right think/melakukan hal yang baik. Dengan demikian ia memancing Filemon untuk mengingat yang terbaik di dalam dirinya sendiri.
  • Paulus tidak hanya menyembuhkan relasi yang retak, tetapi mengubahnya:Paulus mampu memperlakukan bukan hanya Filemon sebagai kawan akrab, tetapi juga Onesimus. Ia tahu bahwa kesetaraan itu sesuatu yang bisa dilakukan dan dirasakan dan mengajak Filemon untuk menikmati relasi seperti itu.

30 Juli diperingati sebagai World Day Against Trafficking in Persons/Hari Dunia Melawan Perdagangan Orang dan itulah yang GMIT juga akan turut ingat lusa, Hari Minggu. GMIT membuat itu tidak terutama oleh sebab ini suatu hari internasional PBB atau sebab itu sesuai dengan nilai HAM yang terdapat dalam hukum Indonesia, tetapi oleh karena ini sesuai dengan kita suci kita sebab orang Kristen. Dalam renungan terhadap surat Paulus kepada Filemon kita dapat mengingat relasi-relasi yang retak di sekitar kita, terutama yang disaksikan terkait perdagangan orang/human trafficking, salah satu perbudakan modern/kontemporer yang merajalela di NTT. Sangat sulit bagi orang yang korban perdagangan manusia dan pelaku mengalami rekonsiliasi atau penyembuhan relasi, tetapi dalam banyak kasus TPPO—tindak pidana perdagangan orang—salah satu faktor pemicu adalah relasi yang retak di dalam keluarga sendiri.

Tetanggaku, misalnya, yang baru tamat SMA. Kita bisa panggil di Meli. Meli siap mengikuti tantenya ke Jawa mencari kerja di sana. Kenapa? Meli ini lumayan pintar, tetapi tidak berhasil mengambil ijazah oleh sebab ada hutang sebesar Rp. 600.000,- di sekolahnya. Mama dan Bapanya sudah lama berpisah – bapanya lari kastinggal isterinya dan tiga anaknya bertahun-tahun lalu. Kemudian mama Meli bergabung dengan satu laki-laki lain yang latar belakangnya kurang jelas. Bapak baru ini masuk tinggal dalam rumah sama mama Meli. Ia tidak bekerja apa-apa, tetapi telah dua kali menghamili Mama Meli. Setelah anak kelima Mama Meli lahir, Mamanya mulai mendesak Meli untuk cari kerja untuk bantu menunjang keluarganya. Ada indikasi juga bahwa “suami” kedua Mama Meli juga melecehkan Meli. Meli mau cari kerja, tetapi tidak sanggup hasilnya diserahkan kepada mamanya yang menunjang bukan hanya adik-adik Meli, tetapi juga seorang laki-laki yang tak kerja sawah, kebun, atau buat pekerjaan yang lain. Jadi Meli jadi orang sangat rentan terhadap potensi jadi korban trafficking akibat keadaan RT di pinggiran Kupang tidak baik.

Pada minggu ini, hari Selasa, saya menghadiri sebuah pengadilan untuk kali pertama dalam kehidupan saya. Dari satu segi saya senang sebab ruang terbuka untuk siapa saja yang mau hadir. Itu penting untuk sistem pengadilan yang transparan. Dari segi lain saya sangat kecewa dengan apa yang disaksikan oleh sebab terkesan para hakim tidak serius untuk menggali informasi yang dapat membantu menentukan pertanggung-jawaban kelembagaan, sesuatu yang penting untuk membongkar jaringan yang merekrut dan mengirim anak-anak Kupang ke luar negeri tanpa kemampuan menjamin keamanannya.

Perkara tersebut dilaporkan oleh Pdt. Emmy sebagai Sekretaris Badan Advokasi Hukum dan Perdamaian. Kita bisa panggil korban ini, Teli.

  • Kasus ini terjadi pada 2014 ketika Teli pulang kampung di TTS dari Kupang untuk melihat orangtuanya.
  • Waktu di kampung, Teli mengikuti kelompok doa. Di situ ada perempuan yang meyakinkannya bahwa ia dapat penglihatan yang letakkan Teli dalam posisi bekerja di luar negeri. Itulah kehendak Allah.
  • tak lama kemudian Teli dibawa ke Kupang tanpa pengetahuan siapapun juga di kampung; ia dapat paspor, dapat tiket dan akhirnya pergi ke Malaysia melalui Surabaya dan Batam.
  • Di Malaysia Teli dapat tugas menjaga seorg nenek berumur 90an yang tinggal dgn anaknya perempuan yg bekerja di salah satu kantor di ibu kota Malaysia, Kuali Lumpur. Majikan Teli serta nenek tua itu adalah orang Kristen. Mereka tinggal di dalam kompleks apartamen bertingkat di Kuala Lumpur.
  • bulan pertama, Teli bekerja OK-OK saja walaupun ia heran bahwa gajinya harus ditahan dan ia tidak bebas bergerak ke luar apartemen
  • sekitar bulan kedua ia mulai disiksa secara luar biasa: jari Teli distrom; kadang-kadang disuruh harus telanjang; majikan pakai tang cabut empat gigitnya, dan puting susunya dijepit dengan tang; dipukul di wajah sampai hidung dipatahkan dan bibir robek; dll.
  • akhirnya Teli begitu putus asa/desparate sampai ia mengambil risiko tinggi dan tulis minta pertolongan di sepotong kertas yang berhasil disampaikan kepada tetangga di kompleks apartmen; akhirnya Teli diselamatkan oleh polisi Malaysia (mereka datang saat ia masih penuh luka) dan pernah diadili di Malaysia
  • Ia lagi mengikuti persidangan di Kupang pada tahun 2018, jadi proses panjang sekali untuk coba Teli memperoleh kompensasi yang belum tentu akan dia dapat.

Seandainya waktu memungkinkan, kita dapat buat daftar bersama mengenai hal-hal yang sama dan berbeda antara kasus Onesimus dan Teli, tetapi waktu telah habis. Yang kita dapat membawa pulang suatu pertanyaan: Apa yang dapat kita belajar dari surat Paulus ke Filemon tentang penyembuhan, malahan perubahan relasi retak di antara kita, terutama relasi-relasi orang yang terlibat dalam human trafficking, baik korban maupun pelaku? Inilah bisa menjadi PR kita ke depan.

Kami bersyukur atas Firman Allah yang bisa membantu kita menemukan sinar cahaya yang menyinari keadaan-keadaan sulit agar iman kita dapat terus menerus bertumbuh sehingga kita bisa cukup kuat melawan perdagangan manusia, menyembuhkan relasi retak, dan mengubah relasi yang belum setara.  Amin.

PANDUAN KELOMPOK DISKUSI

Kelompok Paulus

  • Bagaimana bisa mengenal Onesimus?
  • Apa yang disukai mengenai Onesimus?
  • Bagaimana kamu memengaruhi Onesimus menjadi orang Kristen (cara bimbingmu bagaimana)?
  • Mengapa kamu mau “membujuk” Filemon menerima kembali Onesimus, apalagi lagi bukan sebagai budak, tetapi sebagai adik, sekaligus kamu sendiri sayang pada Onesimus dan merasa berat untuk “melepaskan”nya?
  • Apakah kita mengenal seorang “Paulus” dalam kehidupanmu, yaitu seorang perantara yang berupaya menyembuhkan relasi yang retak?

Kelompok Filemon

  • Perasaanmu terhadap Onesimus sebelum menerima surat Paulus seperti apa?
  • Apakah perasaanmu itu berubah saat membaca surat Paulus?
  • Apakah kamu mau menerima tawaran Paulus untuk menutupi hutang Onesimus?
  • Perubahan seperti apa di dalam dirimu sendiri dibutuhkan supaya kamu mampu menerima Onesimus kembali, tetapi tidak lagi sebagai budak?
  • Apakah kita mengenal seorang “Filemon” dalam kehidupanmu, yaitu seorang pemimpin jemaat yang kaya yang dirugikan oleh orang pekerja rumah tangga?

Kelompok Onesimus

  • Kira-kira apa alasannya kamu mau melarikan diri dari Filemon?
  • Bagaimana bisa mengenal dan menjadi kawan dengan Paulus?
  • Apa yang disukai mengenai Paulus?
  • Perasaanmu ketika kamu tahu Paulus minta kamu kembali ke Filemon?
  • Apakah ada seorang “Onesimus” dalam kehidupan kita, yaitu seorang yang status sosialnya rendah yang orang Kristen yang baik hati tapi mengalami keretakan relasi dengan orang dari kelas lebih tinggi?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *