MENCARI & MENYELAMATKAN YANG HILANG (Lukas 15:1-10) – PDT. MELKY JONI ULU

  1. Pengantar

Seberapa pentingkah pesan yang disampaikan oleh seseorang menjelang kematiannya? Pertanyaan retoris ini layak disematkan pada kisah Tuhan Yesus dalam Lukas 15:1-10. Sebab, narasi tersebut terjadi menjelang kematian Yesus. Jadi, tindakan dan ucapan Yesus dalam bagian Lukas 15:1-10 adalah tindakan dan ucapan seseorang yang sebentar lagi akan mati. Keistimewaan yang tidak kalah penting dalam teks tersebut, adalah perumpamaan tentang Domba yang Hilang (ayat 1-7) dapat dijumpai juga di dalam Matius 18:12-14; sedangkan perumpamaan tentang Dirham yang Hilang (ayat 8-10) tidak ditemukan di dalam Injil-injil lainnya. Bukan sebuah kebetulan Lukas meletakkan kisah unik ini di dalam Injilnya. Karena setiap Injil (Sinoptik) memiliki kisah uniknya tersendiri demi mendukung tujuan penulisan masing-masing, termasuk juga Injil Lukas.

          Para teolog Perjanjian Baru telah mengusulkan pendapat mengenai makna atau maksud dari pencantuman perumpamaan unik/khas ini. Menurut Greg W. Forbes, perumpamaan unik/khas Lukas menonjolkan karakter dan natur Allah yang ditulis untuk menyatakan pemenuhan janji-janji Allah di dalam Perjanjian Lama. Stephen Curkpatrick berpendapat bahwa perumpamaan unik/khas Lukas dipakai sebagai kerigma/pesan untuk menyingkapkan realitas Kerajaan Allah. Kyle Scott Barrett mengaitkan perumpamaan dalam Injil Lukas dengan tema pembenaran, sehingga perumpamaan-perumpamaan Lukas mempunyai nilai soteriologis. Justo L. Gonzalez, berpendapat bahwa perumpamaan unik/khas Lukas mendukung tema besar Injil itu sendiri yang menurut Gonzalez bertemakan “sukacita”. Pendapat yang ditawarkan sangat beragam dan masing-masing dibangun berdasarkan metode maupun analisanya yang unik/khas.

          Perumpamaan dalam Lukas 15:1-10 sebagai bentuk pengajaran Yesus yang penting untuk dipahami, menarik untuk dikaji dan perlu untuk dihidupi.Melalui perumpamaan narasi kehidupan dikomunikasikan secara efektif dan kreatif untuk menyampaikan pesan spiritual dan keselamatan. Melalui perumpamaan, Yesus menyatakan siapa diri-Nya secara ontologis, dan karya-Nya secara fungsional. Artinya, memahami perumpamaan berarti memahami Yesus secara utuh.

          Armand Barus mempertegas pentingnya memahami perumpamaan Yesus sebagai salah satu kunci pembuka untuk masuk ke ruang kristologi, di mana kita mengenal hidup dan karya-Nya secara utuh bukan secara parsial. Perlu dikaji,karena sepertiga dari keseluruhan Injil (Sinoptik) adalah perumpamaan. Perumpamaan memiliki makna perbandingan yang relevan digunakan dalam konteks kini. Perlu dihidupi,karena perumpamaan digunakan Yesus berdasarkan esensi kehidupan yang bukan hanya untuk kita mengerti, tetapi untuk kita hidup di dalamnya. Perumpamaan memiliki karakter yang memberi pesan bagaimana menjalani kehidupan.

  • Pemahaman Teks

Teks Lukas 15:1-10 terdiri dari dua perikop; dan keduanya berupa perumpamaan. Perikop pertama (ayat 1-7), perumpamaan tentang Domba yang Hilang. Perikop kedua (ayat 8-10), perumpamaan tentang Dirham yang Hilang. Kedua perumpamaan dalam Lukas 15:1-10 berbicara tentang kegembiraan terhadap apa yang hilang, yaitu seekor domba dan sekeping uang dirham yang ditemukan kembali, kemudian dirayakan dengan sukacita. Perumpamaan ini digunakan oleh Yesus untuk menyampaikan pesan penting bahwa pertobatan seorang pendosa mendatangkan kegembiraan surgawi. Pertobatan mendatangkan keselamatan, maka layak dan pantas untuk dirayakan.

          Dalam perumpamaan pertama (Domba yang Hilang), Yesus bertanya kepada para pendengar yang datang kepada-Nya, yang terdiri dari para pemungut cukai dan orang-orang berdosa (ayat 1), serta orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dalam keadaan bersungut-sungut (ayat 2). Kata Yesus kepada mereka: Siapakah diantara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang Sembilan puluh Sembilan ekor di padang gurun, dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? (ayat 4).

          Melalui perumpamaan ini (ayat 3) Yesus mengajak mereka untuk masuk ke dalam dunia Allah, untuk melihat dan bertindak seperti Dia. Kegembiraan sang gembala adalah seperti kegembiraan Allah: dedikasinya terhadap masing-masing domba, termasuk seekor domba yang sesat, di cari-Nya sampai ketemu; lalu memanggulnya pulang kepada kawanan domba yang lain (ayat 5 & 6). Hal ini mencerminkan kasih Allah. Karena itu, kegembiraan di surga adalah mengenai perubahan hati (metanoia)dari seorang pendosa (ayat 7).

          Dalam perumpamaan kedua (Dirham yang Hilang), dikisahkan seorang Perempuan kehilangan satu dari sepuluh dirham yang dimilikinya. Bagi Perempuan ini, satu dirham adalah harta yang sangat bernilai. Tidak bisa diabaikan begitu saja dengan alasan “cuma satu dirham”. Tanpa yang satu dirham, ia tidak pernah akan punya sepuluh dirham. Itulah sebabnya, ia kemudian menyalakan pelita dan menyapu rumah, serta mencarinya dengan cermat sampai menemukannya (ayat 8).

           Menarik bahwa pada saat Perempuan tersebut telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabatnya dan tetangga-tetangganya untuk bersukacita bersamanya. Kegembiraannya adalah seperti kegembiraan di surga karena satu orang berdosa yang bertobat (ayat 9). Jadi, seorang berdosa yang bertobat selalu mendatangkan kegembiraan dan sukacita kepada Allah (ayat 10).

           Perumpamaan dalam Lukas 15:1-10 disampaikan Yesus untuk menjawab kritik para ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka mengkritik Yesus karena membiarkan para pendosa dan pemungut cukai duduk bersama-Nya dan mendengarkan ajaran-Nya. Para ahli Taurat dan orang Farisi berpendapat bahwa orang baik harus berkumpul dengan orang baik secara eksklusif. Para pendosa harus dikeluarkan dari kelompok mereka. Namun, Yesus memiliki pandangan yang berbeda. Yesus mengajarkan bahwa setiap orang berharga di mata Allah, entah itu orang baik atau jahat. Karena begitu berharga, Allah tidak mau kehilangan satu pun dari mereka. Bagaikan gembala yang mencari dombanya yang hilang atau Perempuan yang mencari dengan cermat dirhamnya yang hilang. Misi Yesus adalah mencari sampai dapat dan membawa kembali setiap orang yang hilang karena dosa. Itulah Allah kita. Ia adalah Allah yang penuh belas kasih.

  • Bahan Perenungan
  • Cerita perumpamaan Domba yang Hilang dan Dirham yang Hilang bertentangan dengan logika dunia karena logika dunia selalu mencari keuntungan. Hampir tidak logis karena satu ekor domba hilang, maka tersisa 99 ekor yang belum tentu dijaga dengan baik, hanya untuk mencari 1 ekor yang belum tentu ditemukan. Siapa yang ingin mencari yang kecil dan mengorbankan yang besar? Apalagi dunia kita saat ini adalah dunia yang mengikuti logika.
  • Ukuran sukses pelayanan justru digenapi jika yang terkecil mendapat perhatian. Satu ekor hilang dan 99 ditinggalkan untuk mencari yang satu. Satu dirham yang hilang dicari dengan cermat sampai menemukannya. Karena itu, ukuran yang berlaku dalam gereja adalah apabila yang paling kecil dan paling lemah, serta yang tidak diperhitungkan, memperoleh yang baik.
  • Mencari dan membawa kembali yang hilang adalah misi kita semua. Misi setiap orang Kristen adalah memberikan kesaksian bahwa Allah yang kita imani adalah Allah yang penuh belas kasih. Marilah kita membangun “komunitas domba” atau “komunitas dirham”, yaitu komunitas yang mencari dan membawa kembali yang hilang, komunitas yang bersukacita atas ditemukannya kembali mereka yang hilang. Janganlah kita membangun “komunitas Farisi” atau “komunitas ahli Taurat”, yaitu komunitas yang suka menghakimi dan yang bersikap eksklusif.
  • Mengapa Yesus menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka? Mengapa Yesus menyamakan diri-Nya seperti seorang gembala yang mencari satu ekor domba yang hilang? Mengapa Yesus menyamakan diri-Nya seperti seorang perempuan yang mencari satu koin dirham yang hilang? Karena satu jiwa manusia berdosa sangat berharga bagi Allah. Allah bermaksud melakukan pemulihan bagi semua manusia yang telah jatuh dan berdosa untuk kembali bersekutu dengan Allah. Satu jiwa manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah adalah sangat berharga bagi Allah.
  • Bahan Diskusi
  • Allah telah mengasihi kita. Apa yang harus dilakukan agar tampak bahwa kita adalah orang yang sudah dikasihi-Nya?
  • Malaikat Allah bersukacita karena satu orang yang berdosa bertobat (ayat 10). Apakah kita sudah termasuk dari satu orang yang bertobat?
  • Apa pelajaran terdalam dari Lukas 15:1-10?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *