
Kotabes-Amarasi, www.sinodegmit.or.id., Setelah melewati 6 tahun pekerjaan pembangunan, Gedung Gereja Pniel Oebaki Klasis Amarasi Timur diresmikan dan ditahbiskan pada Jumat (1/11).
Peletakan batu pertama Gedung kebaktian tersebut dilaksanakan pada 7 Oktober 2018. Gedung tersebut berukuran 14X24 meter, dan menghabiskan anggaran Rp. 2.041.942.000,- Dana tersebut diperoleh dari swadaya jemaat yang adalah para petani, usaha panitia pembangunan dan sumbangan Pemerintah. Gedung yang megah tersebut akan digunakan oleh 112 KK yang tersebar di 5 rayon, bersama Pdt. Anita Foeh-Toelle.
Wakil Sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Zimrat M. S. Karmany selaku Pendeta Penahbis bersama Penjabat Bupati Kupang, Alexon Lumba,SH, M.Hum memulai serangkaian kegiatan peresmian dengan membuka papan nama dan menandatangani prasasti peresmian dan pengguntingan pita. Selanjut menerima kunci dari Jemaat dan menyerahkannya kepada Koster untuk membuka gedung kebaktian dan mempersilahkan jemaat untuk masuk untuk beribadah.

“Atas nama Majelis Sinode GMIT saya menerima Rumah ini untuk ditahbiskan sebagai tempat beribadah kepada Tuhan,” kata Pdt. Zimrat. Kebaktian pentahbisan dipimpin oleh Pdt. Silvana Messakh-Manafe & Pdt. Zimrat M.S. Karmany.
Berdasarkan Kejadian 32:22-32, Pdt. Zimrat mengajak jemaat untuk belajar dari Yakub yang penuh pergumulan dan ketakutan, tetapi mampu mengatasinya dan bertemu dengan Allah, hingga memperoleh berkat. Jadi wajah Allah dapat ditemukan dalam diri sesama, dalam pelayanan, kasih dan damai satu dengan yang lain.
Ia mengingatkan jemaat tentang bahaya kekosongan spiritual yang ada pada orang percaya masa kini. Karena itu harus ada transformasi dalam sikap hidup jemaat. Bukan hanya saat bekerja sama untuk bangun gereja, tetapi harus berlanjut dalam hidup setiap hari.
“Gereja tersebut harus menjadi rumah yang terbuka untuk semua orang, dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk ibadah, pelayanan, kesehatan, pengembangan ekonomi, tempat berdamai, dst. Itu wajah Allah,” kata Pdt. Zimrat.
Penjabat Bupati Kupang Alexon Lumba dalam sambutannya berbicara tentang kebersamaan dan persaudaraan yang menjadi dasar pembangunan Rumah Tuhan, sebab tanpa hal itu semuanya sia-sia. Jemaat juga perlu meningkatkan pemberdayaan ekonomi, Sumber Daya Manusia, dan mutu pendidikan.
Sementara itu Anton Natun, salah satu tokoh jemaat sangat berbahagia karena pembangunan telah selesai. Ia mengimani bahwa Tuhan tidak meninggalkan mereka bekerja sendiri, tetapi menolong mereka melalui dukungan dan doa dari banyak pihak.
“Gereja sudah bagus, tinggal bagaimana membangun potensi anak-anak muda, agar mereka terus merawat persekutuan dalam pelayanan dan menjadi generasi penerus yang luar biasa,” kata Anton.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Kupang, para Anggota DPRD Kabupaten Kupang, Ketua Majelis Klasis (KMK) Amarasi Timur Pdt. Marshal Toean dan KMK Amarasi Selatan Pdt. Papi A. Ch. Zina, para Pendeta GMIT, Camat Amarasi, para Lurah dan Kepala Desa, Kapolsek Amarasi, Kepala Puskesmas Oekabiti, dan undangan lainnya. ***