MOLLO-TTS,www.sinodegmit.or.id, Bertempat di kawasan hutan seluas 12 hektar milik Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Minggu, (15/7), Jemaat Ekklesia Loli, klasis Mollo Timur mengadakan panen madu. Kegiatan ini diawali dengan dengan ibadah syukur dipimpin Pdt. Yaksih Nubantimo, M.Th.
Dalam khotbahnya, Pdt. Yaksih mengajak jemaat untuk menjaga ekosistem di sekitar hutan. Kerusakan ekosistem akan berdampak pada keberlangsungan hidup lebah madu sehingga warga dihimbau agar tidak sembarangan menebang pohon karena dapat memutuskan rantai makanan.
“Kalau mau lebah tetap tinggal di hutan ini maka kita mesti jaga pepohonan yang menjadi tempat lebah mencari dan memperoleh makanan. Kita bisa dapat uang dari hasil jual pohon atau kayu tapi risikonya akan memutuskan rantai makanan lebah,” kata Ketua Badan Pemberdayaan Aset dan Pengembangan Ekonomi (BPA-PE) Majelis Sinode GMIT.
Senada dengan itu, Ketua MS GMIT Pdt. Mery Kolimon yang menyampaikan suara gembala pada kesempatan ini meminta jemaat belajar dari kearifan lokal leluhur dalam menjaga relasi antara manusia dan alam dengan menghormati dan merawat keberadaan ekosistem di dalam hutan.
“Loli bukan hanya menjadi tempat tinggal bagi keluarga-keluarga tetapi juga menjadi istana dan rumah bagi lebah-lebah dari berbagai tempat di tanah Timor. Hari ini kita tidak hanya bersyukur sebagai orang-orang tapi juga bersyukur bersama ‘saudara’ kita yang ada di atas pohon. Kita belajar dari orang-orang tua kita bahwa sebelum mereka memanjat pohon untuk mengambil atau memanen madu, mereka punya cara untuk menutur kepada lebah sebagai saudaranya,” ujar Pdt. Mery.
Yehos Fallo (55) yang bertugas sebagai pemanjat pohon, mengaku memanen lebah madu di atas pohon dengan ketinggan 40-an meter membutuhkan kewaspadaan, keterampilan dan kehati-hatian, apalagi dilakukan pada malam hari. Menurut lelaki yang juga bekerja sebagai koster gereja ini, rata-rata setiap pohon terdapat 50-80 sarang atau menghasilkan madu sekitar 100 liter. Satu liter dijual dengan harga Seratus Ribu Rupiah.
Selain menjadi kawasan konservasi lebah, tempat yang dulu dikenal dengan nama Kampus Desa Loli ini sedang dikelola BPA-PE MS GMIT bekerja sama dengan dengan jemaat Ekklesia untuk pengembangan peternakan ayam kampung dan holtikultura.
Dengan terbentuknya kelompok-kelompok pemberdayaan ekonomi jemaat ini, Ketua MS GMIT berharap warga semakin tekun dalam bekerja dan berdoa guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.***