KETUA MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN INDONESIA: GMIT PUNYA RESOURCES

SINODEGMIT.OR.ID-ALOR, Ketua Umum Majelis Pendidikan Kristen Indonesia (MPK), Ir. David Tjandra, MA  memberikan apresiasi kepada Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) yang menyelenggarakan pertemuan raya dengan melibatkan 13 yayasan pendidikan GMIT di Kalabahi Alor, Rabu 14/9.  “Ini pertemuan yang sangat strategis dan sangat penting bagi pembangunan gereja dan bangsa kita terutama di NTT. Ini suatu hal yang luar biasa dari sinode GMIT dan universitas mengenai pendidikan di NTT. GMIT punya resources yang besar bagi indonesia khususnya Indonesia Timur. Karena itu saya berharap melalui pertemuan raya ini ada terobosan-terobosan baru yang bersifat out of the box.  Jangan lagi berpikir mengasihani diri sendiri. Kita harus bersama-sama membenahi diri kita sendiri ketimbang mempersoalkan tantangan-tantangan dari luar. Tantangan itu bisa menjadi opportunity, bagi diri kita untuk bersama-sama memikirkan apa yang kita hadapi sekarang dan mengantisipasinya,” demikian pernyataan ketua MPK.

Saat menyampaikan materi tentang revolusi mental dalam kaitan dengan dunia pendidikan terutama pendidikan kristen, ia menandaskan bahwa pendidikan tidak sekedar mengajarkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan (skill)tapi juga mengajarkan bagaimana menjadi seperti rancangan Tuhan atas masing-masing anak secara unik dengan bakat dan talentanya serta bagaimana mereka menghidupinya di dalam masyarakat atau komunitasnya dan kemudian bagaimana mereka bisa memberikan kontribusi terhadap transformasi atau perubahan yang baik bagi masyarakat di mana mereka ditempatkan dengan terlebih dahulu mengalami transformasi diri sendiri.

Ia juga menambahkan, tugas pendidikan bukan hanya sekolah apalagi hanya mengajarkan ilmu pengetahuan tapi lebih lagi orang tua dan Gereja harus ikut serta di dalam proses ini. Karena pendidikan bukan suatu waktu dan tempat, tapi pendidikan harus dilakukan secara konsisten  disegala waktu dan tempat. Tidak bisa apa yang diajarkan sekolah tidak sama dengan yang diajarkan orang tua dan apa yang diajarkan gereja tidak ada hubungannya dengan di sekolah ataupun di rumah. Jadi tidak bisa pembentukan karakter terjadi di luar kelas atau harus ada waktu khusus untuk pendidikan karakter (full days school?). Sesuai  Ulangan 6:6-7, pendidikan harus terus menerus diajarkan disegala waktu dan kesempatan.

Mengingat lebih dari 60% sekolah-sekolah kristen di seluruh Indonesia berada di Indonesia Timur dalam kondisi yang memprihatinkan, ia mengajak semua komponen baik pemerintah, gereja, yayasan dan sekolah-sekolah untuk memastikan bahwa 500-an sekolah di bawah naungan YAPENKRIS mendapat perhatian serius. “Saya yakin Tuhan pasti menolong kita kalau kita tidak asal-asalan. Mari kita memohon kepada Tuhan agar pohon ara itu jangan ditebang. Tuhan berikan kami kesempatan lagi, tahun depan Yapenkris akan lebih baik lagi,” pintanya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *