KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Sempat santer pemberitaan di media lokal mengenai isu penutupan beberapa sekolah milik Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) pada 2017 lalu, tindak lanjut Majelis Sinode (MS) GMIT mempertahankan 594 sekolahnya, patut diapresiasi.
Langkah strategis yang ditempuh anatara lain mendorong pengumpulan persembahan 2% kolekte dana pendidikan dari jemaat-jemaat, penggalangan dana “Mama GMIT Panggil Pulang”, restrukturisasi organ Yayasan Pendidikan Kristen (Yapenkris) dan kerja sama dengan pemerintah daerah. Hasilnya, tidak satu pun sekolah GMIT ditutup.
Langkah strategis lainnya adalah, MS GMIT menggelar Konsultasi Gereja, Pendidikan dan Konven Kepala Sekolah. Kegiatan ini akan berlagsung pada Minggu-Rabu, 24-27 Februari 2019, melibatkan unsur pembina, pengurus dan pengawas dari 13 Yapenkris GMIT, ketua-ketua klasis, dan para kepala sekolah yang jumlahnya kurang lebih 600 orang.
Ketua MS GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon pada konferensi pers, Rabu (20/2), mengatakan kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Keputusan Sidang Sinode GMIT ke-33 yang memberi amanat kepada MS GMIT periode 2015-2019 agar sungguh-sungguh membenahi sekolah-sekolah GMIT.
Acara pembukan Konsultasi Gereja, Pendidikan dan Konven Kepala Sekolah GMIT akan berlangsung di Jemaat GMIT Paulus Naikoten Kupang, Minggu (24/2), pukul 08.00 wita.
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dikabarkan akan membuka kegiatan ini sekaligus menjadi salah satu keynote speaker,yang akan berbicara mengenai strategi kebijakan pemerintah provinsi NTT di bidang pendidikan. Pembicara lainnya antara lain, Pdt. Dr. Mery Kolimon, Pdt. Dr. Andreas Yewangoe, Profesor Willi Toisuta, Ph.D, Profesor Daniel Kameo, Ph.D, dan sejumlah akademisi dan praktisi pendidikan.
Ketua Umum Panitia, Drs. Alex Ena, M.Si, mengatakan pada kegiatan ini juga akan diluncurkan hasil survey data sekolah GMIT dan pembahasan draf grand desain pendidikan GMIT. ***