KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Menandai perayaan Bulan Lingkungan Hidup, Majelis Sinode GMIT melalui Unit Pembantu Pelayanan Tanggap Bencana Alam dan Kemanusiaan (UPP TBAK) mengadakan pelatihan pembuatan Eko Enzyme.
Eco-enzyme merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi limbah dapur berupa sayur, buah, gula, dan air. Cairan Eco-enzyme ini berwarna coklat gelap dan memiliki aroma yang asam/segar yang kuat. Eco-enzyme pertama kali ditemukan dan dikembangkan di Thailand oleh Dr. Rosukan Poompanvong.
Chairel Malelak, SP, MSi., pendiri sekaligus ketua Eco-Enzyme wilayah NTT pada pelatihan ini menjelaskan bahwa Eco-Enzyme merupakan produk andalan yang ramah lingkungan dan memiliki banyak manfaat untuk pertanian, rumah tangga, dan kesehatan manusia.
Manfaat eco enzim untuk pertanian yaitu sebagai filter udara, herbisida dan pestisida alami, menurunkan asap dalam ruangan, filter air, pupuk alami untuk tanaman dan menurunkan efek rumah kaca. Cara pengaplikasian eco enzim pada lahan sawah sebagai pupuk yaitu dengan menumpahkan eco enzim ke pengairan sawah.
“Kalau kita membuat Eco-Enzyme, kita menjaga bumi kita dari pemanasan global karena Eco-Enzyme juga menghasilkan gas ozon. Semakin banyak orang memproduksi Eco-Enzyme, gas ozon yang dihasilkan juga semakin baik,” ujar Chairel saat menyampaikan materi pada Jumat, (18/11) di aula kantor MS GMIT.
Ragam manfaat lain Eco-Enzyme adalah:
1) merendam sayur, menghilangkan pestisida, herbisida, bahan logam dan sel parasit. Juga zat lilin pada buah-buahan, 2) menghilangkan kutu beras, 3) membersihkan lantai dan dinding toilet, 4) mengusir serangga, 5) campuran cuci piring, 6) campuran ke cucian pakaian sebagai pemutih, 7) membersihkan minyak atau lemak membandel, 8) memperlancar saluran WC, 9) penjernih akuarium, 10) pembersih kerak, dan 11) memoles barang-barang yang kusam.
Dalam tiga tahun terakhir, kata Chairel, pihaknya telah melakukan pelatihan di 332 lokasi dan membagikan sekitar 30 ton Eco-Enzyme secara gratis di NTT.
Menurutnya turunan dari Eco-Enzyme yang sedang mereka kembangkan sebanyak 13 produk, seperti NPK Eco-Enzyme, Urea Eco-Enzyme, Fosfat Eco-Enzyme, Kompos Eco-Enzyme, Bakteri Jantan dan Betina, dan lain-lain, bisa menggantikan pupuk kimia 100%. Keunggulan lain dari Eco-Enzyme adalah tidak ada masa daluwarsa sebab mengandung mikro organisme.
Lantaran bahan dan proses pembuatannya mudah, maka siapa saja bisa membuat Eco-Enzyme. Berikut cara pembuatannya.
- Gula
Dalam memilih gula, tidak dianjurkan untuk menggunakan gula pasir karena gula pasir termasuk zat kimia. Gula yang dianjurkan untuk dipakai gula aren, gula kelapa, dan gula lontar.
- Air
Sumber air yang bisa digunakan adalah air hujan, air sumur, air leding, atau air isi ulang.
- Kulit sayur dan buah
Kategori sayur dan buah yang digunskan adalah semua jenis sisa buah dan sayur kecuali yang sudah dimasak (direbus, digoreng, ditumis), busuk, berulat, berjamur, dan kulit buah yang keras, seperti kulit kelengkeng, durian, dan lain-lain. Semakin banyak jenis bahan yang digunakan akan semakin kaya hasil Eco-Enzyme.
Langkah-langkah pembuatan:
- Membersihkan wadah dari sisa sabun/bahan kimia. Wadah yang digunakan memiliki tutup bermulut lebar, bisa besar/kecil, berbahan plastik, tidak bermulut sempit karena rentan meledak, dan tidak berwadah kaca karena rentan pecah.
- Ukur volume wadah.
- Masukkan air bersih sebanyak 60% dari volume wadah.
- Masukkan gula sesuai takaran yaitu 10% dari berat air.
- Masukkan potongan sisa buah dan sayur sebesar 30% dari berat air, lalu aduk rata. Atau perbandingan (sayur, gula, air) 3:1:10.
- Tutup rapat dan beri label tanggal pembuatan dan tanggal panen.
Lokasi penyimpanan eco-enzyme yang baik:
- Tidak terkena sinar matahari langsung.
- Memiliki sirkulasi udara yang baik.
- Jauh daru tong sampah, tempat pembakaran sampah dan bahan kimia.
Setelah tiga bulan difermentasi, produk Eco-Enzyme sudah siap dipakai, dengan cara disaring terlebih dahulu. Aplikasi Eco-Enzyme pada tanaman, lihat link: http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/99138/PEMANFAATAN-ECO-ENZYM-UNTUK-PERTANIAN
Mengingat ragam manfaat produk ini serta sifatnya yang ramah lingkungan, Majelis Sinode meminta segenap jemaat dan klasis di GMIT untuk mengadakan pelatihan pembuatan Eco-Enzyme dengan menghubungi Ketua UPP TBAK MS GMIT, Pdt. Paoina Bara Pa. ***