Pdt. Mery Kolimon, Inspirator dari Timor yang Mendunia

Foto: Pdt. Christoph Weber-Berg, Pdt. Mery Kolimon bersama dua pengurus Sylvia Michel Prize, Verena Enzler dan Theres Meyerhofer.

Kupang, www.sinodegmit.or.id, Diusianya yang ke 70, Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) menorehkan sebuah sejarah baru. Pdt. Dr. Mery Kolimon, Ketua Majelis Sinode perempuan pertama di GMIT ini dianugerahi penghargaan internasionalSylvia Michel Prize.

Pdt. Mery adalah perempuan kelima yang menerima penghargaan bergengsi ini. Hal itu disampaikan Ketua Majelis Sinode Gereja Reform, Pdt. Christoph Weber-Berg, di Aargau-Swiss, saat menyampaikan sambutan pada acara pemberian penghargaan tersebut, Minggu, (4/3).

“Ini sebuah keistimewaan bagi saya sebagai Ketua Majelis Sinode Gereja Reform di Aargau untuk menyambut Dr. Kolimon dan menyampaikan sambutan pada penganugerahan internasional yang kelima dari Sylvia Michel Prize,” kata Pdt. Christoph.

Ketua Majelis Sinode Gereja Reform Swiss mengapresiasi karya bakti Pdt. Mery dan menyebutnya sebagai karya yang menginspirasi, mengesankan dan berani.

“Hari ini, Dr. Mery Kolimon, karyamu yang penting, mengesankan dan berani, dihormati melalui penganugerahan Sylvia Michel Prize.  Di Gereja Masehi Injili di Timor, lebih dari 60% pendeta adalah perempuan. Namun, sejak berdiri sendiri pada tahun 1947, GMIT selalu dipimpin oleh laki-laki. Sebagai perempuan yang pertama menjadi Ketua Majelis Sinode GMIT, Dr. Kolimon menjadi teladan dan inspirasi bagi para perempuan di negerimu.”

Ia menyebut buku Memori-Memori Terlarangmengenai pengalaman para korban dan penyintas tragedi 1965 di Indonesia bagian Timur yang ditulis Pdt. Mery bersama sejumlah teolog perempuan GMIT sebagai sebuah karya penting melawan ketidakadilan dan diskriminasi.

“Anda menyaksikan bahwa berjuang demi kesetaraan, keadilan, dan rekonsiliasi adalah hal yang sangat mulia.  Terhadap semuanya itu, kami menyampaikan rasa hormat yang mendalam,” ujar Pdt. Christoph.

Ia berharap penghargaan kepada Pdt. Mery berupa uang sebesar US$ 5000 atau sekitar Rp. 70.000.000,- (Tujuh Puluh Juta Rupiah) tidak sekadar bernilai materi tetapi sebagai pengakuan publik.

“Pemberian anugerah hari ini dalam bentuk US$ 5.000 bukan hanya bernilai material, tapi sebagai pengakuan publik. Oleh karena hadiah ini, karyamu akan dikenal bukan hanya di Swiss, tapi juga, kami harap, di negerimu sendiri.  Dengan demikian, tujuan dari Gereja-Gereja Reform di Swiss tercapai kalau hadiah ini dapat mengajukan pengakuan publik pada peran perempuan dalam posisi kepemimpinan. Harapan kami ialah supaya banyak perempuan di Timor dapat terinspirasi dari pelayananmu, dan supaya rencana-rencana ke depan dapat tercapai dan berhasil.”

Dalam sambutannya Pdt. Mery Kolimon menyampaikan terima kasih kepada panitia dan gereja setempat atas penganugerahan ini.

“Terimakasih banyak telah memberikan penghargaan ini kepada saya dan kepada gereja saya. Saya sangat mengapresiasi penghargaan ini sebagai suatu cara menghargai pekerjaan-pekerjaan baik yang telah dikerjakan sebelumnya, seperti halnya pekerjaan yang telah dikerjakan oleh Silvia Michel dan perempuan-perempuan hebat lainnya dalam sejarah dunia. Saya berdoa, kiranya Allah selalu memberkati saudara-saudari di negeri yang indah ini, khususnya ketika sebagai gereja, kalian bergumul dengan dampak sekularisasi dan berjuang untuk pelayanan perempuan yang efektif dalam kepermimpinan gereja dan masyarakat.” ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *