
KUANFATU, www.sinodegmit.or.id, Pdt. Mery Ora terpilih menggantikan Pdt. Yani Tahun sebagai Ketua Majelis Klasis Harian (MKH) Kuanfatu, dalam Persidangan Klasis Istimewa tahun 2024, di Jemaat Alfa Omega Netukiu, Kuanfatu, pada Selasa (7/5).
Persidangan tersebut dilaksanakan dengan agenda tunggal yakni Pemilihan MKH Kuanfatu Periode 2024-2027. Klasis Kuanfatu memiliki 14 Jemaat, yang dilayani oleh 11 orang Pendeta. Dari jumlah tersebut, 7 orang Pendeta dicalonkan menjadi calon Ketua dan Wakil Ketua Majelis Klasis, yakni Pdt. Samson A. Sakan, S.Th, Pdt. Naomi F. Kosat, S.Th, Pdt. Mery Ora, M.Th, Pdt. Rosniani M. Mnir, S.Th, Pdt. Yedija Tadji Mangngi, S.Th, Pdt. Yosni Diana Toh, S.Th, dan Pdt. Rita Medah, S.Th. Calon Sekretaris merupakan calon tunggal yakni Pnt. Ayub Baifeto, sedangkan Calon Bendahara yakni Pnt. Evi Boimau, Dkn. Norlina Babys, dan Pnt. Laurenci Nubatonis.
Proses pemilihan berlangsung dengan tenang dan khusuk. Hasil pemilihan MKH Kuanfatu periode 2024-2027 sebagai berikut: Ketua, Pdt. Mery Ora, M.Th, Wakil Ketua, Pdt. Samson A. Sakan, S.Th, Sekretaris, Pnt. Ayub Baifeto, dan Bendahara, Dkn. Norlina Babis.
Ketua Majelis Klasis (KMK) sebelumnya, Pdt. Yani Tahun ditahbiskan dan melayani di wilayah Kuanfatu sejak tahun 1988. Pada tahun 1991, ia terpilih menjadi Ketua Badan Pekerja Klasis (BPK). Sebelumnya Pimpinan Klasis disebut Badan Koordinasi Pelayanan Jemaat-jemaat atau BKPJ (Tata Gereja 1984, Peraturan GMIT tentang Klasis, Bab III Perlengkapan Organisasi, Pimpinan Klasis, Pasal 9-12 ).
Pada tahun 1999, perubahan paling terasa pada aturan mengenai kepemimpinan Klasis, yakni Klasis dipimpin oleh seorang Koordinator Pelayanan Wilayah Klasis (KPWK). Pdt. Yani harus menata manajemen perkantoran, perbendaharaan, pemekaran jemaat dan penempatan pendeta untuk mendukung pelayanan di Klasis Kuanfatu. Disamping itu, Ia juga harus bekerja secara penuh waktu sebagai salah satu perangkat organisasi Majelis Sinode.
Pada tahun 2010, dalam Sidang Sinode Istimewa GMIT II di Koinonia Kupang, GMIT mengamandemen Tata GMIT yang baru sehingga terjadi peralihan jabatan dari KPWK menjadi KMK. Pdt. Yani tetap memimpin Klasis Kuanfatu sebagai KMK hingga bulan Mei 2024 ini. Jadi secara keseluruhan, ia memimpin Klasis Kuanfatu selama 33 tahun.
Selama memimpin Klasis Kuanfatu, Pdt. Yani melayani dalam segala keterbatasan. Ia harus bekerja penuh waktu di jemaat, mengunjungi jemaat-jemaat yang luas dengan topografi wilayah yang bergunung-gunung dan lembah, sampai ke pesisir laut, sementara akses transportasi terbatas. Sulit juga membangun komunikasi yang lancar dengan para pelayan dan jemaat-jemaat dalam Klasis. Jemaat-jemaat juga ada dalam kesulitan ekonomi, sehingga ia harus hidup dari persembahan natura dari jemaat. “Akibatnya tidak semua pelayan mau bertahan dan melayani di tempat sulit seperti ini. Banyak yang datang orientasi di sini, namun setelah tahbis ditempatkan di tempat lain”, kata Pdt. Yani. Dampaknya ialah proses regenerasi kepemimpinan tidak dapat berjalan dengan baik.
Namun ada hal-hal yang membanggakan selama ia memimpin. Ia berhasil menekan dana kebersamaan untuk program Klasis. “Beberapa program Klasis yang berjalan, anggarannya sangat kecil, karena kami melakukan penghematan baik waktu maupun dana. Sebab bagi kami, basis pelayanan itu ada di Jemaat dan bukan Klasis, supaya kita jangan bikin beban jemaat kumpul uang yang banyak”, lanjut Pdt. Yani.
Hal lainnya bagi Pdt. Yani ialah, di Klasis Kuanfatu tidak ada senior-yunior dan sentimen almamater. Yang ada ialah rekan sepelayanan. Hal ini mendatangkan dukungan yang baik selama memimpin Klasis tersebut.
Dengan adanya pergantian kepemimpinan, Pdt. Yani akan tetap melayani sebagai pendeta Jemaat Syalom Kuanfatu, hingga masa emeritasinya pada bulan Januari 2025.
Ketua Sinode GMIT, Pdt. Semuel B. Pandie yang hadir dalam Persidangan Klasis Istimewa tersebut menyampaikan terimakasih untuk dedikasinya dalam memimpin Klasis Kuanfatu. “Terimakasih Bapa Yani, untuk pelayanan yang tidak bisa kami balas dengan emas dan permata. Bapa Yani menunjukkan keteladanan sebagai seorang pemimpin yang setia melayani, dalam segala kesulitan. Kami mendoakan agar semua pelayanan itu menjadi contoh bagi MKH terpilih dan seluruh jemaat. Tetap menjadi Mentor, Bapa, Panutan bagi kepemimpinan di Klasis Kuanfatu”, kata Pdt. Semuel.

Proses pemilihan MKH Periode 2024-2027
Pdt. Mery Ora, KMK terpilih, sebelumnya merupakan Pendeta Jemaat wilayah Tuapakas. Ia telah melayani selama 14 tahun di Klasis Kuanfatu, dan telah menyelesaikan studi Pascasarjana di UKAW Kupang pada tahun 2019. Pdt. Mery bersyukur untuk kepercayaan yang diperolehnya, dan memohon dukungan agar melanjutkan kepemimpinan di Klasis Kuanfatu dengan baik.***