Sinode GMIT Desak Polda NTT Tuntaskan Kasus Yufrinda Selan

Keluarga korban dan para aktivis mahasiswa yang berniat untuk bertemu Kapolda NTT dalam rangka audiens menuntut penuntasan kasus trafficking Yufrinda Selan pada Rabu (3/8) ternyata tidak mudah. Setelah melalui perdebatan alot di depan pintu gerbang Polda NTT, pihak keamanan tetap tidak mengijinkan rombongan memasuki gedung Polda NTT. Mereka beralasan ruang penerimaan tamu berada di belakang gedung sehingga harus lewat belakang. Sementara massa aktivis bersikukuh masuk melalui pintu depan. Lebih dari satu jam kemudian barulah pihak keamanan membolehkan rombongan masuk melalui pintu gerbang depan itupun hanya perwakilan dari keluarga, pimpinan aktivis mahasiswa dan tokoh agama.

Direktur Kriminal Umum AKBP Yudi Sinlaeloe, yang menerima para aktivis meminta maaf karena Kapolda NTT, tidak berada di tempat karena sedang memimpin rakor. Majelis Sinode GMIT diwakili Pdt. Emy Sahertian dari BPP advokasi Hukum dan Perdamaian yang turut mendampingi keluarga korban mendesak Polda NTT untuk menuntaskan sejumlah kasus human trafficking yang menimpa anak-anak NTT khususnya kasus Yufrinda Selan. “Hari ini gereja turun gunung, kami mendukung kepolisian kupas tuntas bukan hanya korban tapi juga para mafia human trafficking karena sudah jelas-jelas terdapat manipulasi KTP korban yang berarti bahwa ada mafia yang cukup canggih terlibat di situ. Selain itu kami juga meminta agar PJTKI diinvestigasi” tegas Pdt. Sahertian.

Menanggapi tuntutan dari tokoh agama, keluarga dan para aktivis, AKBP Yudi menyatakan kesiapan Polda NTT meski dengan keterbatasan anggaran. “Hari ini BP3TKI sedang kami periksa. Termasuk pihak imigrasi karena ada satu indikasi yang kami lihat, paspor saat ini keluar tapi stempelnya hari itu di Batam, ini sudah kami temukan,” terang Yudi. Selanjutnya, ia membuktikan keseriusannya dalam penuntasan trafficking dengan menahan keluarganya sendiri yang terlibat kasus trafficking. “Saudara saya sendiri saya kasi masuk apalagi hanya kenalan. Saya sampai bilang biarlah saya dibenci keluarga dari pada satu NTT benci saya,” ujar Yudi.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *