
KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Selain petugas medis, para pendeta bisa menjadi salah satu kelompok rentan terpapar Covid-19. Hal ini dikarenakan peran mereka dalam pelayanan umat yang melibatkan orang banyak. Di lingkup Sinode GMIT, 3 orang pendeta telah terkonfirmasi terpapar virus Corona. Puji Tuhan, ketiganya sembuh. Namun, kejadian ini menjadi tanda awas bukan hanya di kalangan para pendeta tetapi juga anggota jemaat yang dilayani.
Salah satu Pendeta GMIT yang baru saja dinyatakan sembuh dari covid-19 adalah Kristoforus Sunur. Pendeta yang melayani di Jemaat Gloria Kayu Putih, Klasis Kota Kupang Timur ini mengaku terinfeksi pada akhir November lalu.
Menurut pengakuannya, selama ini penerapan protokol kesehatan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Covid-19 dari MS GMIT dijalankan dengan ketat di dalam gedung gereja namun di luar gedung gereja pelaksanaannya masih longgar.
Ia menduga terpapar Covid-19 pada saat memimpin sebuah kebaktian penguburan orang mati.
“Tiga atau empat hari setelah memimpin kebaktian orang mati, saya mulai batuk, pilek dan demam. Lalu, saya ke Rumah Sakit untuk periksa. Hasil rapid test ternyata reaktif sehingga dilanjutkan dengan test swab. Dan hasilnya saya positif Covid – 19,” jelas Pdt. Kris.
Untuk memulihkan kondisinya, pendeta berusia 56 tahun ini menjalani isolasi di Klinik Pratama Undana. Ini masa yang berat baginya.
“Waktu masuk ruang isolasi saya stress bahkan sampai menangis karena tiba-tiba harus terpisah dari keluarga. Ada juga informasi yang berrkembang bahwa saya sudah dipasangi O2 (oksigen). Padahal, tidak sama sekali. Jadi, pikiran-pikiran buruk mulai menghantui saya. Tapi atas pertolongan Tuhan, dan dukungan dari keluarga, petugas medis, anggota jemaat, Majelis Jemaat dan teman-teman pendeta, perlahan-lahan saya merasa kuat menghadapi penyakit ini.”
Setelah menjalani perawatan selama dua minggu di Klinik Pratama Undana, kondisi kesehatan Pdt. Kris membaik dan dinyatakan sembuh. Sekarang ia sudah kembali ke kediamannya namun masih dalam masa karantina.
Melalui pengalaman ini ia berharap para pendeta dan warga gereja sungguh-sungguh disiplin menjalankan protokol kesehatan.
“Waktu saya kena virus Corona, jemaat Gloria Kayu Putih tutup kebaktian di gedung gereja selama dua minggu. Baru mulai buka lagi pada Minggu Advent ketiga ini. Jadi, saya minta jangan anggap enteng virus Corona karena siapa saja bisa kena, termasuk pendeta. Kuncinya adalah disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Jangan sampai abaikan salah satu,” demikian pesan Pdt. Kris. ***