“Kami punya visi di Majelis Sinode GMIT bahwa kepentingan gereja dengan Yayasan Alfa Omega bukan hanya pada lembaganya melainkan bagaimana merawat visi diakonia transformativ GMIT. Ketika kita berhadapan dengan perkembangan zaman di dunia global kita ditarik oleh kapitalisme, kita ditarik oleh kedangkalan teologis dan ketidakmampuan kita menanggapi isu-isu sosial dalam masyarakat kita yang membutuhkan respon gereja yang serius, kami berharap karakter diakonia transformativ Yayasan Alfa Omega dihidupkan kembali,” demikian harapan Ketua Majelis Sinode GMIT Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon dalam sambutannya pada acara serah terima kepemimpinan Yayasan Pelayanan dan Pengembangan Masyarakat Alfa Omega (YAO) GMIT, Senin, 1 Agustus 2016.
Direktur YAO Dra. Sofia Malelak-de Haan dan wakil direktur Drs. Soleman Dethan, periode 2003-2016 diganti dan diserahterimakan kepada Pdt. David Fina, MDN sebagai direktur dan Ir. Alberthina L. de Queljoe sebagai wakil direktur untuk periode 2016-2019. Acara serah terima ini berlangsung di aula YAO-Tarus, yang diawali dengan ibadah yang dipimpin oleh Pdt.Yandri Manobe, S.Th.
Pergantian kepemimpinan ini mengacu pada rekomendasi Sidang Sinode ke-33 di Rote untuk revitalisasi dan reposisi struktur YAO melalui pengangkatan seorang direktur yang berasal dari luar dan seorang wakil direktur yang merupakan senior dalam yayasan Alfa Omega. Pendeta Mery menyampaikan terimakasih yang tulus kepada Ibu Sofi dan Pak Man yang telah menahkodai YAO di masa-masa transisi yang sulit selama puluhan tahun. Kepada pengurus yang baru, Majelis Sinode mengharapkan kekurangan-kekurangan dan tantangan di masa lalu dipelajari dengan sungguh-sungguh sehingga dapat menjadi bekal untuk menata YAO ke depan.
“Sebagai Majelis Sinode kami membuka ruang dan kesempatan untuk diskusi. Kami ingin mendorong supaya peran majelis sinode dilihat sebagai yang mengawal visi teologis, kami punya yayasan di Alor dengan ribuan anggota, dengan asset sekian milyar, kami punya kopdit Alfa Omega dengan anggota ratusan dan asset sekian milyar, KSP TLM, BPR TLM, Talenta dan masih banyak yang lain tapi sepertinya masing-masing di sudutnya sendiri-sendiri. Kita belum sungguh-sungguh membangun satu sinergi. Tidak saja sinergi dalam membangun pemberdayaan ekonomi tapi juga sinergi dalam visi teologis,” demikian otokritik Pendeta Mery pada lembaga-lembaga yang didirikan oleh Majelis Sinode GMIT.
Dalam sambutannya Dra. Sofia Malelak yang telah menjadi bagian dari keluarga besar Yayasan Alfa Omega selama hampir 29 tahun menyampaikan terimakasih kepada Majelis Sinode GMIT, pemerintah, LSM mitra, alumnus, kelompok dampingan, dan khusus kepada Bapak Icha Frans sebagai mantan direktur dan senior yang mempercayakan keberlanjutan YAO kepadanya dan turut membentuk pribadinya dalam yayasan ini. “Saya ingat betul bahwa alumnus pelatihan Yayasan Alfa Omega mungkin sudah mencapai 50 ribu orang, itu investasi yang kita hadirkan bagi bumi Flobamora ini. Tidak ada yang sempurna dalam perjalanan dan perjuangan Alfa Omega, karena yang sempurna hanya Tuhan. Kalau ada kegagalan-kegagalan dalam pelayanan saya dan Pak Man, saya kira kegagalan itu bisa jadi cermin untuk kita berkaca diri memperbaiki langkah kita untuk maju lebih baik ke depan. Tapi kalau ada keberhasilan jadikan itu sebagai motivasi dan spirit yang menggerakkan kita berjalan sampai ke batas,” ujar ibu Sofi.
Sementara itu, Pdt. David Fina, MDN sebagai direktur yang baru periode 2016-2019 yakin bahwa Yayasan Alfa Omega adalah lembaga yang berdaya, karena itu dengan segala potensi yang dimilikinya, Yayasan Alfa Omega bisa punya daya tawar, tidak hanya menerima program atau kerja yang dipesankan untuk dilakukan, tapi bisa bermitra dengan lembaga-lembaga lain karena memiliki visi bersama untuk membangun pemberdayaan ekonomi, sosial, budaya dan politik di NTT.