
KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Sekitar 60 orang guru dari empat Sekolah Dasar GMIT di Kota Kupang mengikuti pelatihan kompetensi dalam rangka program pengadaan Sekolah Model GMIT berbasis pendidikan karakter. Pelatihan ini difasilitasi oleh Yayasan Pelita Kasih Bangsa (YPKB).
Para peserta berasal dari SD GMIT Kuanino 2, SD GMIT Oepura, SD GMIT Oebufu, dan SD GMIT Oesapa. Keempatnya berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Kristen (Yapenkris) Priskila. Â
Menyampaikan sambutan pada pembukaan kegiatan, Ketua Badan Pendidikan Sinode GMIT, Pdt. Jahja Millu mengapresiasi komitmen para guru Yayasan dalam melaksanakan tugas kendati belum mendapat dukungan finansial yang selayaknya.
Menurutnya, peningkatan kualitas pendidikan sekolah melalui pelatihan kompetensi guru, merupakan salah satu pintu masuk agar para orang tua mau menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah-sekolah GMIT. Â Â
“Mari kita tingkatkan mutu sekolah GMIT sehingga masyarakat memercayai sekolah kita dan rela membayar uang sekolah untuk mendukung pembelajaran dan honor guru,” ujar Pdt. Jahja, Rabu, (12/10), di aula Sekolah Abdi Kasih Bangsa (SAKB), Airnona-Kupang. Â
Ia berharap melalui pelatihan ini, para guru semakin memahami keunikan dan talenta yang Tuhan anugerahkan dalam diri setiap anak didik.
Selama tiga hari pelatihan, para peserta mendiskusikan sejumlah materi antara lain, spiritualitas pendidik, pendidikan masa kini: perubahan dan tantangan, keterampilan abad 21, profil belajar Pancasila serta aplikasinya dalam pembelajaran, pembelajaran dalam kelas, dan lain-lain.
Ietje Inabuy, salah satu fasilitator pelatihan ini, saat menyampaikan materi tentang pendidikan masa kini, menegaskan bahwa perkembangan teknologi sangat berpengaruh pada perubahan pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dengan metode ceramah pada periode generasi X atau Y, misalnya, tidak cocok diterapkan pada generasi Z atau Alfa, yang sangat akrab dengan perangkat audio visual.
Amelinda Otu, guru kelas 5 pada SD GMIT Oepura mengaku pelatihan ini menawarkan sesuatu yang berbeda dari yang selama ini ia praktikan.
“Bagi saya, ini pelatihan yang menyenangkan dan memberi perubahan terutama dalam hal pendekatan pembelajaran. Selama ini yang saya lakukan di kelas adalah berpusat pada guru tapi yang kami belajar dalam pelatihan ini adalah bahwa pembelajaran yang bagus adalah berpusat pada peserta didik.” ***