KUASA TUHAN ATAS ALAM SEMESTA

 

KUASA TUHAN ATAS ALAM SEMESTA

(MATIUS 8: 23-27)

Cerita tentang Yesus redakan angin ribut tentu bukan cerita baru bagi orang-orang Kristen yang selalu setia baca Alkitab. Mungkin saja kisah ini telah kita dengar saat sekolah minggu atau melalui kesempatan ibadah baik di rumah tangga maupun di gereja. Ada pula orangtua Kristen yang sudah cerita tentang kisah ini pada anak-anak untuk tolong anak-anak tumbuh dalam Iman pada Yesus.

Firman Tuhan itu selalu kaya makna. Setiap kali kita baca Alkitab kita selalu temukan bagaimana Tuhan  bicara pada kita dengan cara yang baru dalam hidup tiap hari. Ketika ambil saat teduh di sekitar teks Alkitab Matius 8: 23-27, ada empat hal penting tersirat dalam teks Alkitab ini.

Pertama, Hidup sebagai orang percaya, bukanlah hidup yang bebas dari masalah/tantangan (Ay 23-24). Para murid sedang dalam perjalanan bersama Yesus dengan perahu.  Teks paralel Injil Sinoptik  beri keterangan bahwa Yesus yang ajak para murid untuk pergi ke seberang danau (Mrk 4:35;Luk 8:22). Lalu ada angin taufan yang tiba-tiba mengamuk begitu dasyat dan ombak menyembur masuk perahu yang buat para murid takut karena akan tenggelam dan binasa/mati.

Peristiwa alam yang ganas itu terjadi di danau Galilea. Danau Galilea dalam beberapa teks Alkitab di sebut juga danau Genesaret (Lukas 5:1); danau Tiberias (Yoh 6:1 dan 21: 1); danau Kineret (Bil 34: 11; Yos 13: 27); danau Kinerot (Yos 12 :3).

Dalam pandangan dunia orang Yahudi, danau dan laut adalah unsur ajaib yang di dalamnya berdiam roh-roh jahat yang amat berbahaya. Bencana-bencana di danau atau laut dilihat sebagai demostrasi kedasyatan dan kekuatan roh-roh jahat. Itu sebabnya luat bukan sekedar salah satu area alam yang aman tapi area bencana yang mematikan atau membinasakan.

Saat para murid bersama Yesus dengan perahu melalui danau Galilea, kuasa iblis/setan dan roh-roh jahat itu mendemostrasikan kekuasaan untuk beri tahu pada Yesus dan para murid bahwa mereka adalah penguasa alam. Demostrasi kuasa para roh jahat itu nampak melalui badai yang ganas dengan gelombang yang tinggi menjadi ancaman yang sangat tiba-tiba. Itu wujud roh atau kuasa maut yang merusak dan membinasakan. Kata Yunani yang dipakai untuk mengungkapkan keganasan badai danau Galilea adalah  Seismos  yang berarti gempa bumi.

Pandangan dunia orang Yahudi tentang danau dan laut sebagai unsur ajaib yang di dalamnya berdiam roh-roh jahat yang amat berbahaya ada juga dalam cerita kebanyakan orang-orang dari berbagai suku yang akrab dengan laut. Pengalaman empiris almarhum Pdt. Dr. Benyamin Fobia yang ditulis bisa menjadi gambaran bagi kita. Secara jujur diungkapkan oleh almarhum bahwa mereka yang berpikir rasional tidak akan mempercayai ceritera para pelaut akan adanya roh-roh penguasa laut. Berikut kutipan yang ditulis almarhum:

Mereka yang berpikir rasional tidak akan mempercayai cerita para pelaut akan adanya roh-roh penguasa laut. Tetapi dalam suatu perkunjungan ke jemaat-jemaat di pulau Pantar-Alor, saya mengalami sendiri hal-hal yang sulit diterangkan. Dalam pelayaran menyusur pantai dengan sebuah perahu motor kecil, kadang-kadang terlihat begitu dekat seperti orang memegang obor di dalam laut tetapi setelah makin dekat ternyata tidak ada.  Atau tiba-tiba nampak seperti pulau besar yang terbentang di depan, tetapi ternyata tidak ada. Dalam pelayaran kembali dari pulau Pantar saya menyaksikan sendiri suatu ujud seperti bola putih yang berukuran tengah  lebih  dari  satu meter, disertai tiupan angin  yang terasa lain dari angin laut. Pengemudi menegur semua penumpang supaya berdiam. Menurutnya penguasa laut sedang lewat.

Laut atau danau memang merupakan tempat berdiamnya kuasa atau roh-roh jahat. Dengan demikian angin taufan dan ganasnya gelombang di danau Galilea itu adalah wujud geramnya kuasa jahat yang hendak membinasakan para murid bersama Yesus

Ada yang aneh dalam narasi di sekitar dasyatnya peristwa alam yang menimpa perjalanan para murid bersama Yesus: Saat peristiwa alam ini terjadi Yesus sedang tidur. Yesus ajak murid jalan dengan perahu, Yesus tidur. Mungkin Yesus terlalu lelah karena pelayanan yang sangat padat. Ia ambil waktu sejenak melepas lelah dengan tidur. Ada penafsir yang bilang Yesus tidur karena selain lelah juga hendak beri ujian Iman bagi para murid apakah mereka sadar ada Yesus yang sedang dalam bahtera hidup atau tidak saat ada tantangan. Jadi tantangan alam itu adalah alat uji Iman bagi para murid untuk sadar mereka tidak sendiri ada dalam perjalanan tapi ada Tuhan yang bersama mereka diperjalanan yang penuh tantangan. Apapun pendapat penafsir, hal yang pasti perjalanan Iman bersama Yesus bukanlah perjalanan yang bebas dari masalah atau tantangan. Kadang masalah/tantangan itu datang tanpa kita duga/predeksi akan terjadi sebelumnya. Dan itu nyata dalam kisah dalam teks ini.

Kedua, Datang dan berseru pada Yesus bila ada masalah atau tantangan hidup (Ay 25).

Para murid Yesus kebanyakan berprovesi sebagai nelayan sebelum Yesus panggil jadi penjala manusia. Laut Galilea bukan tempat yang asing bagi mereka karena di tempat itu mereka kerja cari ikan. Mereka punya pengetahuan dan pengalaman dalam dunia pelayaran dan dunia nelayan. Mereka akrab dengan ganasnya gelombang dan angin taufat yang selalu datang melanda. Namun peristiwa alam saat mereka jalan dengan perahu bersama Yesus buat mereka begitu takut (Mat 8:26a; Mar 4:40).

Kendati demikian ada hal positip yang dilakukan para murid manakala mereka ada dalam ketakutan karena bahaya yang hendak membinasakan:Mereka datang dan berseru kepada Yesus. Mereka tidak andalkan pengetahuan dan pengalaman dalam hadapi dan atasi kuasa roh-roh jahat yang mengancam dan hendak binasakan tapi andalkan Tuhan. Pengetahuan, pengalaman, ketrampilan yang kita miliki itu penting tapi bukan segalanya dalam atasi tantangan/masalah hidup. Yang utama adalah tahu pasti kepada siapa kita datang dalam masalah/tantangan hidup yakni kepada Tuhan yang sanggup menolong dan menyelamatkan hidup. Alamat yang tepat dan benar untuk kita datang dalam mengatasi masalah/tantangan hidup adalah Yesus. Setiap orang yang datang, berseru dan memanggil nama Yesus di tengah-tengah masalah/tantangan hidup, tidak akan binasa. Pasti di tolong oleh Tuhan.

Ketiga, Tuhan bukan saja pencipta alam semesta dan segala isinya tapi penguasa dan pengendali alam semesta (Ay 26 b).

Di hadapan Yesus kuasa roh-roh jahat itu di buat tak berdaya. Demonstrasi kuasa para roh jahat berakhir tanpa daya, Tunduk dan takluk di hadapan Yesus. Apa sebab? Sebab Yesus Raja alam semesta itu hadir di tengah-tengah para murid. Tiga Ketiga Injil Sinoptik catat tindakan Yesus dengan yang penuh kuasa itu dengan kata-kata yang spektakuler: “Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan badai itu, maka danau itu menjadi teduh sekali” (Mat 439); Penulis Markus catat: Yesus bangun dan menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!”. Lalu angin itu reda dan dan danau itu menjadi teduh sekali. Sementara penulis Injil Lukas catat: “Ia pun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itu pun reda dan danau itu menjadi teduh”.

Di hadapan Yesus, kuasa Iblis/setan dan roh-roh jahat, di buat tak berdaya, tunduk dan takluk kepada-Nya. Nyata betapa Yesus bukan saja Tuhan dan juruselamat atas hidup para murid-Nya tapi penguasa atas alam semesta bahkan alam maut sekalipun telah ditaklukkan-Nya melalui kematian dan kebangkitan-Nya.

Empat, Iman atau Percaya pada Yesus kunci untuk kalahkan rasa takut dalam hadapi masalah atau tantangan hidup (Ay 26a-27). Mengapa para murid takut terhadap kuasa iblis/setan dan roh-roh jahat yang mendemostrasikan kuasa lewat angin taufan dan gelombang? Yesus ungkapkan rahasia itu dengan kalimat, ”Kamu yang kurang percaya? (Mat 8:26); “Mengapa kamu tidak percaya? (Mark 4:40); “Dimanakah kepercayaanmu? (Luk 8:25).

Ketakutan para murid dalam menghadapi demostrasi kuasa setan/iblis dan roh-roh jahat yang hendak binasakan hidup itu punya kaitan erat dengan soal percaya/Iman pada Yesus. Jadi soal utama ada di dalam diri para murid: Kurang percaya atau ketidakpercayaan. Itu dapat dilihat dari sikap heran dan pertanyaan para murid:”Orang apakah Dia ini ? (Mat. 8:27); “Siapakah gerangan orang ini? (Mark. 4:41; Luk 8: 25); Dari sikap heran dan pertanyaan tentang eksistensi Yesus nampak jelas bahwa selama ini para murid ikut Yesus tapi tidak kenal secara pribadi dengan Yesus. Jika saja soal/tantangan dalam diri para murid diatasi (Percaya sungguh dan kenal secara pribadi pada Yesus) maka sebesar dan sehebat apapun soal/tantangan yang datang dari luar diri (kuasa setan/iblis atau roh-roh jahat yang mengemu melalui alam berupa angin taufan dan gelombang) akan diatasi dengan mudah.

Iman/percaya berasal dari suatu kata kerja Ibrani: Aman yang dapat diterjemahkan: “Menetapkan hati, mendasarkan hati, mengamankan hati”. Kalau saja para murid memiliki Iman atau percaya mereka akan merasa aman dalam ketida-amanan karena membangun rasa aman di dalam Yesus sumber rasa aman; Merasa tenang di tengah-tengah ketidak-tenangan karena mereka menetapkan dan mendasarkan hati di dalam Yesus yang selalu bersama dan menemani hidup dalam segala situasi.

Yesus pernah bicara tentang betapa penting para murid memiliki Iman/percaya pada-Nya saat para murid bertanya pada-Nya mengapa mereka tak sanggup mengusir setan. Kata Yesus: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai Iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah dan tak-kan ada yang mustahil bagimu. (Mat 17:20; Mrk 11: 23; Band.Luk 17:6).

Ternyata ikut Yesus sebagai murid saja tidak cukup. Butuh pengenalan yang lebih dalam dan percaya yang sungguh-sungguh pada pribadi Yesus sebagai Tuhan, juruselamat. Iman/percaya pada Yesus merupakan kunci dimana kita sanggup jadi pemenang atas aneka tantangan/masalah yang melanda hidup. Percayalah sungguh-sungguh kepada Yesus sebab Dia Tuhan atas hidup dan atas segala alam semesta ini.

Soli Deo Gloria

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *