Marthen Malo Pimpin Yayasan Alfa Omega ganti Pdt. David Fina

KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Marthen Malo dipilih sebagai Direktur Yayasan Pelayanan dan Pengembangan Masyarakat Alfa Omega (YAO) Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), menggantikan Pdt. David Alfons Nikolas Fina, yang telah mengakhiri pelayanannya untuk periode 2020-2023.

 Acara serah terima jabatan tersebut diawali dengan ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Tonias Nalle, yang berlangsung di Aula Ume MaekutYAO, Tarus, Kupang, pada Selasa (28/5).

Hadir dalam acara tersebut, Ketua Sinode GMIT, Pdt. Samuel B. Pandie, Sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Lay Abdi Wenyi, Bendahara Sinode GMIT, Pnt. Yefta Sanam, Wakil Direktur YAO, Ir. Alberthina L. de Queljoe, Ketua Badan Pengelolaan Aset dan Pengembangan Ekonomi, Pdt. Yunus Kaitulang, Ketua Badan Diakonia GMIT, Pdt. Lukman Bahan, UPP Perbendaharaan, para Pendeta GMIT dan karyawan YAO.

Ketua Sinode GMIT dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Pdt. David yang telah mengakhiri pelayanannya dengan baik.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapa Pdt. David, untuk tahun-tahun kepemimpinannya di masa sulit. Melalui YAO, TLM, UKAW dan yang lain, kita dapat melihat cara Tuhan memimpin dan melayani umat-Nya,” kata Pdt. Samuel. Ia berharap Pdt. David terus berkontribusi dalam pengembangan YAO ke depan, untuk menjadi lebih baik.

“Kami masih membutuhkan pikiran-pikiran yang baik dari Bapa David untuk pengembangan YAO ke depan. Untuk mewujudkannya dibutuhkan tim yang kuat, yang memahami panca pelayanan dan melaksanakannya dengan baik,” lanjut Pdt. Samuel.

Pdt. David dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Majelis Sinode GMIT karena dipercaya memimpin YAO selama tujuh tahun sebelas bulan.

“Terima kasih kepada Majelis Sinode GMIT. Bagi saya, pergantian pemimpin dalam GMIT itu hal biasa. Saya bersyukur kepada Tuhan Yesus, sebab dalam masa kepemimpinan saya, ada sejumlah tantangan tetapi Tuhan Yesus memberikan kelegaan, “kata Pdt. David. Ia mengemukakan tantangan dan pencapaian yang ditemui selama masa kepemimpinannya.

“Tantangan terbesar bagi YAO ialah perginya lembaga-lembaga donatur, terutama pada masa covid 19, karena ketiadaan lembaga eksternal audit. Ini menjadi pergumulan kami selama ini. Internal audit kita punya, tetapi eksternal audit tidak. Hal ini menjadi poin rekomendasi saya untuk direktur yang baru. Tetapi kita juga bersyukur, karena melalui YAO, ada pelatihan dan pengembangan ekonomi yang dilakukan selama ini, dan masyarakat telah menikmati manfaatnya”, lanjut Pdt. David. Ia juga berharap agar ke depan, lembaga ini mandiri dalam daya dan dana.

Sementara itu, Marthen Malo mengemukakan bahwa penentuan dirinya sebagai sebagai direktur YAO periode 2024-2027 merupakan panggilan Tuhan untuk kembali melayani di GMIT. Ia juga meminta dukungan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.

Marthen Malo memiliki pengalaman kerja di LSM ± 25 tahun (Humanitarian, transitional and development), operation termasuk SDM, Security and Safeguarding,memulai karir sebagai Project Officer, Project Manager, Program Manager, Head of Program, Regional Director,hingga Country Representativedi Indonesia dan beberapa Negara.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *