
KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Majelis Sinode GMIT menyatakan rasa syukur kepada Tuhan yang telah menyertai Gereja melewati berbagai tantangan kehidupan, terutama selama pandemi Covid-19 dan bencana Siklon Seroja.
Pernyataan syukur itu disampaikan Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Mery Kolimon, saat menyampaikan suara gembala pada kebaktian pembukaan Persidangan ke-49 Majelis Sinode GMIT, Minggu, (20/2).
“Kita mengagungkan pemeliharaan Roh Tuhan untuk gereja kita. Di tengah tantangan dan tekanan, dalam menghitung berkat-berkat Tuhan di susah dan senang, kita mengalami bahwa Tuhan menyertai kita,” ujar Pdt. Mery.
Belajar dari dua pengalaman bencana tersebut, Majelis Sinode GMIT, kata Pdt. Mery, merumuskan sub tema pelayanan 2022: “Dengan Kuasa Roh Kudus Kita Bangkit Dari Dampak Bencana”.
Rumusan ini dilandaskan pada Surat Rasul Paulus kepada jemaat Roma pasal 8:10-11, “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati,diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu”.
Melalui sub tema tersebut GMIT hendak menyatakan doa dan harapan agar tahun 2022 menjadi tahun kebangkitan dan pemulihan dari dampak Pandemi dan Seroja, bagi GMIT, bagi NTT dan NTB, bagi Indonesia dan bagi dunia.
Implementasi sub tema itu diharapkan terwujud melalui kekompakan kerja dalam tim, komunikasi publik yang baik, kerja sama dengan pemerintah pusat dan kabupaten kota yang solid, kepercayaan masyarakat, dan kesehatan serta kegembiraan dalam memikul tanggung jawab.
Ketua MS GMIT juga mengingatkan baik peserta sidang maupun seluruh perangkat pelayanan di GMIT agar memaksimalkan program-program pelayanan yang masih tertunda akibat pandemi dan Siklon Seroja.
“Selama dua tahun kita terpukul oleh pandemi dan Seroja, kemampuan kita untuk melaksanakan amanat HKUP, yaitu dokumen perencanaan pelayanan periode 2020-2023 menjadi terbatas. Tahun ini adalah kesempatan kita memaksimalkan capaian pelaksanaan HKUP menuju akhir periode tahun depan. Pelaksanaan program kita di tahun ini adalah spirit tancap gas. Kiranya Roh Kudus memberi kita semua kesatuan hati, saling mendengarkan, memberi masukan kritis dalam sidang ini, walau berbeda pendapat kita menyampaikan secara dewasa dan elegan sebagai gembala-gembala persekutuan beriman.”

Pada kesempatan yang sama, Sekda NTT, Benediktus Polo Maing, dalam sambutannya mewakili Gubernur NTT, mengapresiasi peran gereja dalam membangun masyarakat jauh sebelum berdirinya negara Indonesia.
Sebagai pemerintah, pihaknya mendukung upaya-upaya penguatan kerja sama pemerintah dan gereja (baca: agama-agama) dalam berbagai aspek pembangunan masyarakat khususnya terkait penanggulangan bencana Covid-19, kemiskinan dan kemiskinan ekstrim, stunting dan gizi buruk, yang masih tinggi di NTT.
Persidangan tahunan ini diawali dengan kebaktian pembukaan dipimpin oleh Pdt. Benyamin Nara Lulu, M.Th, diikuti oleh sekitar 150 orang terdiri dari, Majelis Sinode, Ketua Majelis Klasis, Badan Pembantu Pelayanan Sinode Berbadan Hukum Negara (BPPS BHN), Badan Pembantu Pelayanan Sinode (BPPS), Unit Pembantu Pelayanan (UPPS), Pengurus Kategorial/Fungsional/Profesional, Tim Kerja, Satuan Tugas, Panitia, dan Undangan/Mitra.
Beberapa agenda penting yang akan dibahas dalam sidang yang berlangsung selama enam hari ini antara lain;
- Evaluasi laporan Pelayanan Majelis Sinode dan Pelaksanaan APBMS tahun 2021, termasuk pelaksanaan pelayanan tanggap siklon tropis seroja tahun 2021 oleh TTSS MS GMIT;
- Membahas dan menetapkan Program Pelayanan Majelis Sinode dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Majelis Sinode Tahun 2022;
- Perhadapan anggota MS ex-officio (Molo Utara, Kuanfatu, Amanuban Timur, dan Flores Barat);
- Memilih dan menetapkan Sekretaris BP4S Antar Waktu Periode 2020 – 2023.
- Memilih dan menetapkan Panitia Pemilihan Majelis Sinode Periode 2024 – 2027.
Panitia persidangan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Kupang dan Satgas Covid Kota Kupang, mewajibkan seluruh peserta yang mengikuti sidang secara onsite menjalani swab antigen untuk memastikan tidak ada penularan virus Corona. Dan selanjutnya pada hari terakhir peserta sidang akan mengikuti tes swab PCR dan vaksinasi booster. ***