
KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Sepekan ini, Gereja Masehi Injili di Timor dirundung dukacita beruntun atas berpulangnya tiga orang pendeta karena sakit.
Ketiga hamba Tuhan tersebut adalah: Pdt. Emr. Yance Ferdinand Nayoan S.Th., († 22 Agustus) Pdt. Marthinus Nawa Kota S.Th., († 23 Agustus) dan Pdt. Emr. Roos Foenay-Sereh S.Th., († 24 Agustus).
Pdt. Yance Ferdinand Nayoan adalah Wakil Sekretaris Majelis Sinode GMIT periode 1995-1999. Ia pernah menjabat sebagai Koordinator Pelayanan Wilayah Klasis (KPWK) Kota Kupang periode 2007-2011.
Mendiang ditahbiskan tahun 1980, dan pernah melayani di Jemaat Wilayah To’i, Jemaat Nazaret Bena, Jemaat Sion Camplong, Jemaat Koinonia Kuanino-Kupang, dan mengakhiri pelayanannya di Jemaat Kota Kupang pada tahun 2013.
Pdt. Yance menikah dengan Pdt. Agusthea Naiola, S.Th., dan dikaruniai tiga orang anak yakni: Yesaya, Amos dan Yulita. Ia meninggal dunia pada Minggu, 22 Agustus 2021 karena sakit dalam usia 68 tahun.

Hamba Tuhan berikutnya Pdt. Marthinus Nawa Kota, meninggal dunia dalam tugas sebagai Ketua Majelis Jemaat Via Dolorosa Laus-Klasis Kupang Timur.
Sebelumnya ia pernah melayani di Jemaat Wilayah Kaneknutu-Amarasi Barat, Jemaat Wilayah Bokong-Kupang Tengah, Jemaat Sungkaen-Kupang Tengah dan Jemaat Soliu-Amfoang Utara.
Pdt. Marthinus menikah dengan Fince Nawa Kota-Dimu dan dikaruniai 8 orang anak. Mendiang meninggal dunia dalam usia 58 tahun.
Selasa, 24 Agustus 2021, Pdt. Roos Foenay-Sereh, S.Th, juga berpulang ke Rumah Bapa di Sorga.

Ia lahir di Ende pada 7 November 1959. Mendiang menikah dengan Hen Foenay dan dikaruniai dua anak yakni: Heinhart dan Betheldo.
Pdt. Roos memulai tugas pada tahun 1990 di Jemaat Getsemani Sikumana. Tahun 2001 ia dimutasikan ke Jemaat Kaisarea BTN-Kolhua. Usai melayani selama 2 periode di jemaat ini, ia dimutasikan ke Jemaat Koinonia Kuanino dan melayani hingga tahun 2014. Ia mengakhiri pengabdiannya di Jemaat Kota Baru-Kupang pada 2019.
Pendeta emeritus ini mempersembahkan hidup dan pelayanan bagi GMIT selama 33 tahun.
Kepada keluarga-keluarga yang ditinggalkan, Majelis Sinode GMIT menyampaikan turut berdukacita dan terima kasih atas pengabdian ketiga hamba Tuhan tersebut bagi GMIT.
Sejak Januari hingga Agustus 2021, sebanyak 23 orang pendeta GMIT meninggal dunia. 10 orang diantaranya adalah emeritus dan 13 lainnya masih aktif. Berikut nama-nama para hamba Tuhan yang telah berpulang ke Rumah Bapa di Sorga.
Nomor | Nama Pendeta | Meninggal |
1 | Pdt. Arni Kitu-Neolaka | 9 Januari |
2 | Pdt. Nicolas Auw | 13 Januari |
3 | Pdt. Emr. Eklopas Menda | 20 Januari |
4 | Pdt. Rudolf Banunaek | 23 Januari |
5 | Pdt. Lorry Foeh | 3 Februari |
6 | Pdt. Junus Stefanus Boboy | 2 Maret |
7 | Pdt. Emr. Lorens Maniley | 6 Maret |
8 | Pdt. Mariana Solu- Ke Rihi | 13 Maret |
9 | Pdt. Emr. Magdalena Umpenawany | 23 Maret |
10 | Pdt. Oktovina Metboki-Nalle | 27 Maret |
11 | Pdt. Merlin Molina-Kande | 5 April |
12 | Pdt. Emr. Aletha Bolla-Gela | 18 April |
13 | Pdt. Marjusi Liufeto | 1 Mei |
14 | Pdt. Emr. Andrias Mauleti | 8 Mei |
15 | Pdt. Happy Gorang-Nenotek | 14 Juni |
16 | Pdt. Imelda Waang | 18 Juni |
17 | Pdt. Emr. Thobias Arnolus Messakh | 5 Juli |
18 | Pdt. Emr.Yohanes Tarully | 15 Juli |
19 | Pdt. Yetty Radja Pono-Sine | 2 Agustus |
20 | Pdt. Emr. Heinrich Fanggidae | 12 Agustus |
21 | Pdt. Emr. Yance Nayoan | 22 Agustus |
22 | Pdt. Marthinus Nawakota | 23 Agustus |
23 | Pdt. Emr. Roos Foenay-Sereh | 24 Agustus |