Gereja Masehi Injili di Timor melaksanakan emeritasi kepada 8 orang pendeta. Mereka adalah : Pdt. Maria Epiphania Bire-Manuain, S.Th, Pdt. Abraham Duka, S.Th, Pdt. Liberthi Elisabeth Pandie-Dae Panie, Sm.Th, Pdt. Fredrick Alfred Luase, Sm.Th, Pdt. Agnes Budiati Ina, B.Th, Pdt. Marthen Benedictus Kian, Pdt. Leeke Muni Sjion-Nisnoni, S.Th, dan Pdt. Gabriel Amandiz Bria, S.Th.
Emeritasi dilaksanakan dalam sebuah kebaktian pada Minggu, 04 Mei 2014, di Jemaat Alfa Omega Labat Klasis Kota Kupang dan dipimpin bersama oleh Pdt. Judith Nunuhitu-Folabesi, M.Si, Pdt. Robert St. Litelnoni dan Pdt. Marselintje Ay-Touselak, S.Th.
Dalam khotbahnya yang terambil dari Ulangan 31:1-8, Pdt. Judith mengajak jemaat untuk belajar dari Musa. Belajar tentang ketegaran dan kesetiaannya untuk tetap menjaga integritas dan kerendahan hati agar kehendak Allah yang jadi.
Musa saat menyelesaikan tugasnya memberikan pesan pelayanan yakni: kepada bangsa Israel dan Yosua. Kepada bangsa Israel agar tidak menjadi khawatir tentang masa depan di mana Israel akan kehilangan pemimpin, padahal mereka menghadapi perjuangan pembebasan tanah Kanaan. Untuk itu Musa memperkenalkan Yosua. Bahwa Yosua sudah dipersiapkan Tuhan. Maka yang harus dilakukan adalah menguatkan hati.
Pesan Musa kepada Yosua, menggambarkan bahwa Musa menolong Yosua untuk keluar dari kekuatirannya. Persoalannya adalah Israel adalah bangsa yang besar. Akan tetapi penyertaan Tuhan terhadap Yosua selalu ada maka yang perlu dilakukan Yosua adalah jangan takut dan gentar tapi menghadapi segalanya bersama Tuhan.
Selanjutnya Pdt. Judith mengatakan bahwa 8 pendeta yang akan menjalani emeritasi berada dalam kondisi seperti Yosua. Mereka telah menjadi mentor yang baik bagi para abdi Allah yang melanjutkan pelayanan.
Tidak ada pensiun dalam pelayanan tapi yang ada yakni estafet pelayanan. Emeritasi bukan akhir pelayanan tapi jalan baru bagi babak baru kehidupan. Ibarat pohon dimana daun harus berguguran supaya berganti dan muncul tunas baru. Tapi yang tumbuh itu tidak jauh dari pohon.
Dalam liturgi kebaktian tersebut, formulir emeritasi dipimpin oleh Pdt. Robert St. Litelnoni, S.Th, Ketua Sinode GMIT. Pdt. Robert melakukan akta emeritasi kepada 8 orang pendeta di dalam nama Tuhan, selanjutnya menyerahkan piagam purnalayan sebagai penghargaan GMIT kepada para pendeta emeritus.
Selesai kebaktian, Pdt. Maria Epiphania Bire-Manuain memberikan sambutannya, mewakili pendeta emeritus yang lain. Ia menyatakan ebenhaezer, sampai di sini, Tuhan telah menolong mereka. Maka kebaktian emeritasi, bagi mereka, adalah kebaktian syukur yang bernuansa sukacitan dan bukan dukacitan atau perpisahan. Ia menyatakan syukur kepada Tuhan yang memanggil mereka untuk melakukan pelayanan dan menyertai pelayanan mereka yang panjang. Perjalanan yang baginya ada suka, duka, tawa, tangis, penuh semangat, hilang semangat, pernuh damai dan sekaligus konflik. Pengalaman yang dinikmati dalam masa indah yang berhasil dilewati karena anugerah Tuhan.
Hingga memasuki masa baru sebagai pendeta emeritus. Pelayanan ke depan sebagai pendeta emeritus akan berbeda namun apa yang terjadi adalah hal yang sudah sepatutnya. Ia berharap akan terus ambil bahagian dalam melayani gereja Tuhan. Dan Tuhan akan terus menolong.
Ungkapan terima kasih ditujukan kepada seluruh jemaat yang pernah dilayani, kepada semua MJ, kepada semua pemimpin gereja, kepada keluarga.
Walikota Kupang, dalam sambutannya, memberikan apresiasi yang besar kepada ke-8 pendeta yang telah melayani dan turut aktif dalam membangun warga Kota Kupang. Apalagi tugas tidak berhenti di emeritasi. Pertemuan dan bantuan kepada warga masyarakat masih akan terus berlangsung demi membangun Kota. Pada kesempatan itu Walikota Kupang memberikan tanda kasih kepada 8 pendeta emeritus. Tanda kasih dipersemkan bersama oleh walikota, Ketua Sinode dan Ketua Majelis Klasis Kota Kupang.
Suara gembala disampaikan oleh Ketua Sinode GMIT, Pdt. Robert Litelnoni. Secara khusus, Pdt. Bobby, menyapa para emeritus satu persatu, sesuai dengan pengenalnya kepada mereka. Ia menyatakan bahwa ke-8 pendeta emeritus, secara langsung maupun tidak langsung, telah menjadi orang-orang yang mempengaruhi pelayanan.
Pdt. Bobby mengatakan bahwa pensiun hanyalah melepaskan jabatan organik. Sementara kependetaan berlangsung selamanya. Untuk itu sekalipun terjadi emeritasi namun 8 orang pendeta emeritus akan tetap bersama pendeta yang lain. Perjumpaan masih akan terjadi di medan pelayanan.
Pdt. Bobby kemudian mempersilahkan seluruh MHS dan anggota MS yang ada untuk berdiri di depan mimbar gereja dan bersama menyatakan salam serta selamat kepada para pendeta emeritus.
Acara diakhiri dengan foto bersama para emeritus dan keluarga serta Majelis Sinode dan jemaat.