Klasis Kupang Tengah turut melaksanakan Jambore PAR tanggal 24-27 Juni 2014. Kegiatan dilaksanakan di Jemaat Marturia Oesapa Selatan.
Pembukaan dilaksanakan pada selasa, 24 Juni 2014 dipimpin oleh Pdt. Betsi de Fretes-Hotty, S.Th. Khotbah disampaikan dalam bentuk drama oleh Anak-anak PAR Jemaat Lahairoi Tofa. Cerita yang diangkat mengenai anak-anak yang tidak mau sekolah minggu karena sekolah minggu tidak cukup menarik bagi mereka. Guru-guru PAR yang tidak siap menjadi penyebabnya.
Kegiatan dibuka oleh Asisten 1 Gubernur NTT, Johanna Engeline Lisapaly, SH, M.Si yang mengajak semua yang hadir untuk menjaga hati, berbagi damai, menghormati alam, saling mempercayai dan menghargai, dan memiliki hidup yang berdisiplin.
Hadir dalam kegiatan pembukaan Pdt. Welmintje Kameli-Maleng, Wakil Ketua Majelis Sinode GMIT. Ia menyatakan harapan agar lewat Jambore PAR ditingkatkan talenta, kebersamaan dan persaudaraan.
Jambore diikuti oleh 54 jemaat yang ada di Klasis Kupang Tengah. Total peserta 689 yang terdiri atas 530 orang anak, 106 orang pendamping dan 53 orang pandu. Sementara Panitia yang terlibat berjumlah 180 orang yang berasal dari beberapa jemaat Klasis Kupang Tengah.
Kegiatan-kegiatan Jambore PAR dibagi dalam 3 paket yakni : Paket A Jelajah Medan (Yel-Yel Jambore, Out bound, Estafet Bangku, Estafet Bola Menggunakan Paralon dan Estafet Gelang Badan. Paket B (CCA, Dramatisasi, Membaca Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Kupang, Gerak dan Lagu, Melukis). Paket C (Perparawi dan Solo).
Para peserta Jambore, baik anak-anak dan remaja PAR dari tiap-tiap jemaat selama mengikuti jambore, tidur bersama pendamping dan pandu di dalam tenda-tenda yang dibangun di halaman gedung kebaktian Jemaat Marturia Oesapa.
Setelah semua kegiatan Jambore terlaksana, pada 27 Juni 2014 Jambore PAR ditutup dalam sebuah kebaktian yang dipimpin oleh Pdt. Emr. Misael P Bien, B.Th, S.Pd. Khotbah dalam bentuk dramatisasi dengan judul Yesus Menyembuhkan Anak Perempuan Yairus dan Perempuan yang Sakit Pendarahan berdasarkan cerita Lukas 8:40-56. Drama dimainkan oleh anak-anak PAR Jemaat Betlehem Oesapa Barat. Anak-anak yang memainkan drama menggunakan pakaian etnis Rote, lengkap dengan ti’i langga dan asesorisnya.
Rikues, anak PAR perwakilan peserta dari Jemaat Betel Sane’u saat diberikan kesempatan untuk menyampaikan kesan dan pesan, ia menyatakan syukur karena pertama kali jemaatnya mengikuti Jambore PAR. Pesannya bagi semua anak-anak PAR adalah agar mempersembahkan hidup untuk Tuhan. Ia memberi kesaksian bahwa Jambore membuatnya lebih mengenal teman-temannya dan menolongnya membangun pertemanan.
Berbagai lomba yang dilaksanakan oleh panitia diakhiri dengan pengumuman pemenang lomba-lomba yang diselenggarakan. PAR yang beruntung mendapatkan Juara umum Jambore PAR ini adalah PAR Jemaat Genezaret Danau Indah. Juara II adalah PAR Jemaat Tamariska Maulafa. Juara 3 PAR Jemaat Betel Naimata.
Selain penilaian atas lomba-lomba yang diikuti, ada juga penghargaan tim PAR terkeren, terkreatif, dan penilaian untuk tenda yang dibangun. Juga penghargaan pendamping, pandu dan panitia.
Menanggapi jalannya Jambore, salah seorang tua anak menyatakan penilaian positif untuk Jambore PAR yang telah dilaksanakan. Untuk itu ia berharap agar jambore tidak hanya dilaksanakan 2 tahun sekali tapi setiap tahun. Selain mengisi liburan anak-anak, juga menolong anak-anak untuk bertumbuh melalui kegiatan dan perlombaan dalam Jambore PAR Klasis Kupang Tengah. ••• Leny