Adalah lebih baik tidur terpisah tapi memilikimimpi yang sama dibanding tidur bersama tapi memiliki mimpi yang berbeda,demikian dikatakan oleh Pdt. Benjamin Nara Lulu dalam khotbahnya pada kebaktianpentahbisan gedung kebaktian Jemaat GMIT Kalvari Maumere, Klasis Flores,sekaligus kebaktian pembukaan Konven Pendeta GMIT yang ke-3 tahun 2014.Kebaktian tersebut dilaksanakan pada Minggu, 25 Mei 2014.
Tata acara dan kebaktian dimulai dengan prosesi200-an pendeta dengan pakaian jabatan toga hitam lengkap. Prosesi dimulai darirumah jabatan Wakil Bupati Sikka menuju gedung kebaktian dengan jarak 300meter.
Sepanjang jalannya prosesi didahului dengan 7tarian paguyuban yang mewakili beberapa suku yang ada dalam wilayah pelayananJemaat Kalvari Maumere. Di depan halaman ruang kebaktian prosesi diiringitarian penyambutan dan disambut oleh Jemaat Calvari Maumere bersama undangan.
Para pendeta GMIT yang turut dalam prosesiterdiri atas Majelis Sinode Harian, para Ketua Majelis Klasis dan Ketua-KetuaMajelis Jemaat serta pendeta-pendeta jemaat dari 44 klasis yang tersebar dalam wilayahpelayanan GMIT.
Setibanya prosesi di depan gedung kebaktianJemaat Kalvari, dilakukan penandatanganan parasasti oleh Bupati Maumere, Drs.Yoseph Ansar Rera dan Ketua Sinode GMIT, Pdt. Robert St. Litelnoni, S.Th.
Penandatanganan diikuti dengan pelepasan balondan 4 ekor burung merpati oleh Bupati, Wakil Bupati, Ketua Majelis Sinode GMIT,Wakapolres dan Sekretaris Daerah Kabupaten Sikka.
Sementara penguntingan pita rumah kebaktiandilakukan bersama oleh Ketua MS, Bupati Sikka dan Ketua Tim PKK Kabupaten Maumere,Irma Tibuludji.
Untuk membuka rumah kebaktian, Ketua Panitia PembangunanGedung Kebaktian Jemaat Kalvari Maumere, Petrus Alubel, menyerahkan kunci rumahkebaktian kepada Ketua Majelis Sinode. Ketua Sinode menyerahkan lagi kepadakoster Jemaat Calvari, Yulius Tamoama yang kemudian membuka pintu gereja dan mempersilahkanseluruh jemaat memasuki ruang kebaktian diikuti dengan iring-iringan prosesipara pendeta.
Kebaktian dipimpin bersama oleh Pdt. BenjaminNara Lulu, M.Th, Pendeta Pentahbis, Pdt. Robert St. Litelnoni, S.Th, Pdt.Sarlinda Angal-Kisek, Pdt. Olvy Mooy. Sementara Pdt. Jack Karmani, M.Th menjadipemimpin doa syafaat.
Para pendeta yang juga terlibat dalam liturgiyakni Pdt. Diana Babys, Pdt. Jack Kapitan, Pdt. Sri Ledoh dan Pdt. MartenTubatonu, didampingi oleh penatua dan diaken Jemaat Kalvari.
Dalam khotbahnya yang diambil dari Mazmur127:1-5, Pdt. Benjamin Nara Lulu mengatakan membangun rumah Tuhan dengan segalakerumitan dan persoalannya selama 9 tahun di Jemaat Kalvari Maumere dikarenakanhanya Tuhan saja. Maka tetap rendah hati di hadapan Tuhan sambil menjagapersekutuan adalah kewajiban seluruh jemaat yang telah membangun rumah Allah. Saatnyabagi jemaat untuk menjaga persekutuan dengan mimpi bersama yakni melakukankehendak Tuhan dan hidup dalam kebenaran.
Paduan Suara yang mengisi kebaktian adalah PSPemuda Kalvari, PS. Kalvari Maumere, Paduan Suara Efrata, PS Thomas MorusKatolik.
Akta Konven Pendeta GMIT dibacakan oleh KetuaMajelis Sinode dan ditandai dengan pemukulan tambur oleh Pdt. Emr. Tahun,pendeta emeritus yang pernah melayani di Jemaat Kalvari Maumere.
Sekretaris Panitia Pembangunan, Winand Paulus, mengatakanbahwa latar belakang pembangunan rumah kebaktian disebabkan perkembangan JemaatGMIT di wilayah Jemaat Sikka yang meningkat. Pembangunan dimulai denganpeletakan batu pertama pada tanggal 27 Februari 2005 oleh Wakil Bupati Sikkadan Pdt. Dr. Ebenhaezer Nuban Timo. Pembangunan dilaksanakan secara bertahapdengan total biaya 3,671.137.790,- yangdiperoleh dari persembahan tetap dan sukarela jemaat, sumbangan donatur. Secara keseluruhan 21, 29% bersumber dari donatur dan 79,71% olehjemaat Kalvari sendiri.
Bupati Sikka, dalam sambutannya memuji JemaatKalvari yang telah membangun gedung kebaktian yang megah. Saat menjabat sebagaiwakil Bupati Sikka, dialah yang meletakkan batu pertama maka sukacita baginyakarena ia juga yang meresmikan gedung kebaktian. Gedung gereja yang megah akanmemberikan tempat yang layak untuk jemaat terus berkomunikasi dengan Tuhan.Komunikasi melalui doa dapat membangun iman jemaat. Dari situ kekerabatan danpersaudaraan akan mendorong untuk hidup dalam keakraban di antara sesamaanggota jemaat dengan masyarakat Sikka dan meminimalkan konflik.
Ia mengajak jemaat untuk membangun satu Sikkayang utuh. Apalagi dengan kehadiran pendeta yang melaksanakan konvensi menjadimotivasi bagi Jemaat Kalvari dan masyarakat Sikka untuk membangun persaudaraandan kerukunan.
Ketua Sinode GMIT dalam suara gembalamengatakan, hal yang membanggakan adalah pentahbisan menghadirkan 400 orangpendeta. Dan konven pendeta yang diselenggarakan adalah konven ketiga. Konven pertamadi Fakultas Teologi hanya menghadirkan 20-30 orang, kedua di Jemaat Paulus dankonven yang ketiga dilakukan dua tahap yakni di Maumere dan Soe.
Bagi Pdt. Robert, iman yang membuat jemaatmampu membangun rumah kebaktian yang megah. Iman mendorong jemaat untukmemberikan sesuatu sebagai bentuk memberi nilai bagi kehidupan.
Sebagai bagian dari acara pembukaan, dilakukanpenyematan tanda pengenal peserta konven diwakili oleh 5 peserta konven olehPdt. Robert St. Litelnoni.
Menutup rangkaian pembukaan, KetuaSinode GMIT, diberikan cinderamata kepada Bupati Sikka, Firman Tambunan, SH,Kepala Kementrian Agama Kabupaten Sikka, Wakapolres Sikka, Wakil Bipati Sikkadan sekretaris Daerah Sikka.