Sekolah GMIT Bisa Berprestasi, Ini Buktinya!

KALABAHI-ALOR, www.sinodegmit.or.id, Tidak semua sekolah GMIT mutu pendidikannya rendah. Di kabupaten Alor, misalnya, terdapat 3 sekolah yang berhasil meraih prestasi gemilang. Itu terbukti dari perolehan nilai akreditasi A pada satu dekade terakhir. Sekolah-sekolah itu diantaranya; SD GMIT 07 Kabola, SMA Kristen 1 dan SMA Kristen 2 Kalabahi.

”Sudah beberapa tahun ini kami Sekolah GMIT  yang mewakili kabupaten Alor ikut lomba di tingkat provinsi. Dari segi akademis SMA Kristen 1 Kalabahi baru-baru ini dapat juara tiga olimpiade sains tingkat provinsi, sedangkan dari segi ekstra kurikuler tahun ini kami mewakili NTT pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasioanal di Jogjakarta untuk cabang atletik lari dan lompat jauh,” ungkap Seprianus Waang, Kepala Sekolah SMA Kristen 1 Kalabahi, pada Rabu, (3/10) saat menerima bantuan dana pendidikan dari Badan Pendidikan Sinode GMIT.

Menurut Waang, sekolah yang dipimpinnya itu saat ini memiliki fasilitas pendidikan yang cukup baik, diantaranya laboratorium bahasa dan IPA, perpustakaan, peralatan olahraga dan musik serta komputer.

“Sejak tahun 2013 semua guru sudah mengajar dengan menggunakan in focus.Dengan kemajuan-kemajuan itu kami terpilih sebagai sekolah model satu-satunya untuk tingkat SMA di Kabupaten Alor,tandasnya.

Ditambahkan bahwa sebagai sekolah Kristen, nilai-nilai Kristiani menjadi prioritas. Hal itu dimulai dari disiplin waktu, disiplin belajar dan disiplin membaca alkitab setiap hari baik guru maupun guru.

“Semua siswa kita wajibkan bawa Alkitab setiap hari. Kita punya program literasi, waktunya 15 menit untuk baca sebelum Kegiatan Belajar Mengajar antara jam 7.10 sampai 7.25 termasuk baca Alkitab. Dan secara rutin juga setiap Senin dan Sabtu kita adakan ibadah buka dan tutup usbuh. Untuk ibadah ini kami minta para pendeta untuk memimpin. Sementara untuk disiplin waktu, jam 7.15 pintu gerbang sudah ditutup. Bahkan minggu depan kami sudah mulai gunakan absen sidik jari untuk guru dan pegawai,” ujar Waang.

Ada kejadian lucu terkait pendidikan nilai yang diceritakan Kepala Sekolah.

Sekali waktu seseorang buang air kecil dalam kelas. Tentu saja bau pesing membuat kelas menjadi kacau. Lantas guru agama meminta pertanggungjawaban yang jujur dari semua siswa. Tidak ada satu pun yang mau mengaku sebagai pelaku. Ia lalu meminta campur tangan kepala sekolah.

“Saya ke kelas itu dan tanya, “siapa yang kencing di dalam kelas?” Tidak ada yang mau mengaku. Lalu saya bilang, “Baiklah, kalau tidak ada yang mengaku, Bapak hanya mau ingatkan saja bahwa Bapak punya mulut ini panas. Kalau Bapak berdoa dan terjadi sesuatu, risiko tanggung sendiri. Mari kita berdoa…”.  Tiba-tiba satu orang angkat tangan dan mengaku bahwa dia pelakunya.

“Kami senang dan bersyukur, Sinode GMIT mulai memberi perhatian pada sekolah-sekolah milik gereja. Terutama hari ini kami terima bantuan, padahal kemarin kami sedang rehab atap yang bocor. Tukang sudah bongkar seng sementara kami tidak tahu nanti dapat uang dari mana. Tiba-tiba, dari Badan Pendidikan antar bantuan uang. Ini luar biasa, Tuhan jawab doa kami.”

Sebagai sekolah yang mengedepankan nilai-nilai pluralisme dan toleransi beragama, lanjut Waang, pihaknya menerima guru dan murid beragama lain termasuk seorang pegawai beragama Islam sebagai petugas keamanan (sekuriti) di sekolah. SMA Kristen 1 Kalabahi saat ini memiliki 674 siswa, 44 guru dan 21 rombongan belajar.

SMA Kristen 2 Kalabahi juga tak kalah prestasinya. Sekolah yang memiliki 404 siswa dan dan 44 orang guru ini, selalu menjuarai ajang perlombaan antar sekolah di tingkat kabupaten Alor.  Sementara untuk tingkat provinsi, pada olimpiade sains tahun 2018 mereka meraih juara 2.

Kepala Sekolah, Yafer Djasibani, mengaku untuk mencapai prestasi demikian membutuhkan kerja keras.

“Dulu sekolah ini kondisinya memprihatinkan. Gedungnya hampir rubuh. Kami tertinggal dibanding SMA Kristen 1. Berkat dukungan dari pemerintah dan gereja tahun 2006 kami mulai benahi. Sekarang kami menjadi sekolah favorit di Alor,” kata Yafet.

Untuk membentuk disiplin dan sikap iman, tambah Yafet, setiap pagi jam 7 tepat guru-guru apel doa bersama. Ada juga ibadah buka dan tutup usbuh setiap Senin dan Sabtu.

“Semua guru dan murid wajib disiplin waktu. Itu sudah komitmen kami. Makanya animo masyarakat sekolahkan anak-anak di sini cukup tinggi. Bahkan ketika kami menaikan uang sekolah dari 85 ribu menjadi 100 ribu rupiah per bulan, para orang tua siswa bilang, kasi naik uang sekolah juga kami siap asal kualitas sekolah selalu dipertahankan dan ditingkatkan,” kata Yafet. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *