KUPANG, www. Sinodegmit.or.id, Tiga dari lima pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati kabupaten Kupang mengikuti percakapan pastoral politik dan ibadah penguatan yang diselenggarakan Majelis Sinode GMIT, Minggu, (24/6) di Jemaat Betel Oefafi, klasis Kupang Timur.
Tiga paslon itu antara lain: Aljeri Monas (calon wakil bupati nomor urut 1) , Korinus Masneno dan Jerri Manafe (calon bupati dan wakil bupati nomor urut 2), dan Nelson Matara (calon bupati nomor urut 3). Sementara paslon nomor urut 4 dan 5 tidak hadir.
Kepada para paslon, anggota Tim Pastoral Politik GMIT, Dr. David Pandie mengatakan bahwa setiap pemimpin ada masanya dan setiap masa ada pemimpinnya. Karena itu seorang pemimpin bukan hanya seseorang yang baik dan jujur tapi juga orang tepat pada tempat dan waktunya.
Sebagai warga Gereja GMIT, ia meminta para calon untuk meneladani Yesus Kristus dalam hal menggunakan kekuasaan seperti yang tercatat dalam Injil Lukas 4: 18-19. “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin….”
“Yesus Kristus memandang kekuasaan sebagai alat untuk melayani. Melayani mereka yang menderita, miskin dan buta. Bukan melayani diri sendiri. Ini mesti menjadi teladan bagi siapa pun yang nanti terpilih,” kata Pandie.
Selanjutnya ia menambahkan bahwa di tangan politisilah nasib rakyat dipertaruhkan. Karena itu ia mengingatkan para calon agar kebijakan atau keputusan yang diambil dalam pemerintahan mestilah berdampak pada kehidupan yang lebih baik bukan sebaliknya berdampak pada kematian yang tidak perlu.
Sementara itu Pdt. Dr. Lintje Pellu yang juga salah satu anggota tim pastoral ini, menekankan pentingnya politik pengenalan. Politik pengenalan yang ia maksudkan adalah bagaimana seorang pemimpin mengenal dengan baik semua sumber daya yang ada di tengah masyarakat dan mengelolanya untuk mendorong perubahan sosial-ekonomi.
Hadir juga dalam kegiatan ini Sekretaris MS GMIT, Pdt. Yusuf Nakmofa. Mengutip Steven Covay, saat menyampaikan suara gembala, ia mengharapkan agar setiap pemimpin berusaha untuk memiliki 4 karakter dalam hidupnya, yakni: apresiativ, motivator, inovator dan inspirator.
Usai percakapan pastoral dilanjutkan dengan ibadah penguatan yang dipimpin Pdt. Hengky Malelak, M.Th. Dalam khotbahnya, ia meminta para calon untuk menjadi gembala yang baik bagi seluruh masyarakat kabupaten Kupang.
“Gembala yang baik mengerjakan tugasnya dengan rendah hati. Kalau masyarakat kabupaten Kupang lapar, maka gembala yang baik itu lapar terlebih dahulu. Sebaliknya kalau masyarakat kenyang, maka gembala yang baik akan kenyang kemudian.”
Sebagaimana dilakukan pada percakapan pastoral sebelumnya dengan paslon gubernur, bupati di kabupaten TTS dan kabupaten Rote-Ndao, dalam kebaktian ini juga paslon menandatangani Pakta Integritas yang isinya berupa: kesediaan para paslon agar jika terpilih bersedia menjunjung tinggi 4 pilar kebangsaan, merawat nilai-nilai demokrasi, peka terhadap isu-isu yang digumuli masyarakat serta membangun relasi dengan agama-agama. ***