Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya, (Amsal 2:7)
Sebuah perusahaan telekomunikasi di Italia mencari tenaga untuk menangani salah satu departemen dari perusahaan tersebut. Banyak pelamar yang memasukkan surat lamaran karena tawaran gaji yang menggiurkan. Salah satu tahapan test yang harus diikuti oleh para pelamar adalah mereka setelah menjalani ujian tertulis, diberi semangkok bibit kacang hijau untuk disemayamkan. Perusahaan memberikan jangka waktu yang sama kepada setiap pelamar untuk membawa hasil pohon kacang hijau yang telah tumbuh ke perusahaan. Nantinya pohon yang paling segarlah yang berpeluang memperoleh lowongan pekerjaan. Setelah jangka waktu yang ditentukan, peserta ujian kembali lagi ke perusahaan sambil membawa tumbuhan kacang hijau yang bertumbuh segar. Setiap orang bangga akan tumbuhannya dan yakin bahwa ia yang mendapatkan pekerjaan itu. Tim penilai sepertinya bakal kesulitan untuk memutuskan pemenangnya karena semua membawa bibit kacang yang sama bagus dan sama segarnya.
Di antara semua pelamar, hanya satu orang pelamar yang tidak hadir untuk membawa tumbuhan kacangnya. Manager perusahaan memutuskan untuk menelponnya dan menanyakan alasan ketidakhadirannya. Orang itu menjawab bahwa percuma ia datang sebab ia yakin tidak akan diterima karena bibit yang ditanamnya tidak tumbuh sekalipun ia sudah memberi pupuk, air yang cukup dan merawat dengan sangat baik. Ia meminta maaf dan hendak menutup telepon tapi jawaban yang didapatkan adalah “Datanglah sekarang ke kantor sebab kamu yang diterima perusahaan kami. Profisiat!” Ternyata bibit kacang hijau yang dibagikan adalah bibit yang tidak mungkin tumbuh. Perusahaan dengan mudah tahu peserta mana yang jujur dan mana yang tidak.
Saudara, untuk mencapai tujuan, banyak cara bisa dihalalkan. Padahal perihal pemenang yang sesungguhnya tidak ditentukan oleh hasil akhir melainkan kemampuan untuk berproses dengan baik. Bisa jadi seorang pemenang lomba akan mendapatkan piagam sekalipun ia berlaku curang tapi ia bukan pemenang yang sesungguhnya sebab ia tidak belajar apa-apa. Piagam tidak menjadikannya manusia yang sesungguhnya. Maka bekerjalah, lakukanlah yang terbaik untuk mencapai tujuanmu. Ingatlah bahwa tujuan yang diperoleh dengan cara yang salah dan licik hanya akan menuntun pada kehancuran diri. Allah melihat apa yang tidak kelihatan dan Allah ada di pihak mereka yang jujur.
Wise Words : Tujuan tidak menghalalkan cara (LM)