Allah Menyelamatkan Israel – Keluaran 2:1-10

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28)

Ini seperti sebuah cerita dalam dongeng-dongeng. Tetapi ini bukan dongeng. Ini sebuah kisah nyata tentang Allah yang bekerja dalam segala sesuatu untuk untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Kisah nyata ini merupakan awal dari satu kejadian yang besar, yakni tindakan Allah untuk menyelamatkan baik orang Yahudi yang dijadikan budak oleh Firaun, maupun penyelamatan bangsa Mesir, paling tidak dinasti Firaun dari keangkuhan dan keserakahan.

Sahabat, dalam tindakan penyelamatan Allah ini, saya ingin kita memperhatikan khusus pada dua hal penting. Pertama, tindakan penyelamatan bukan satu perbuatan yang jatuh begitu saja dari langit. Tidak! Tuhan menggunakan manusia untuk mengenapi rencana-Nya. Cerita ini memberikan penggambaran yang terlihat dengan jelas bahwa Tuhan tidak membedakan orang atau bersikap diskriminatif. Dalam karya penyelamatan-Nya, Tuhan bekerja melalui seorang perempuan Yahudi, ibu kandung Musa. Tuhan juga berkenan bekerja melalui seorang perempuan Mesir, putri Firaun.

Lagi-lagi kita melihat di sini betapa besarnya Tuhan. Ia merangkul dan mempersatukan manusia dari berbagai latar belakang untuk ambil bagian dalam pekerjaan keselamatan. Kita saja yang suka membatasi kebesaran Tuhan, seakan-akan Tuhan itu hanya suka kepada kelompok ini dan mengabaikan manusia dari kelompok itu.

Kedua, pekerjaan penyelamatan yang Allah lakukan bukan merupakan sebuah kejadian yang sekali jadi, melainkan sebuah proses yang panjang. Pekerjaan-pekerjaan besar yang dikaruniakan Allah kepada kita bermula dari hal-hal kecil. Ini yang seringkali kita abaikan. Kita suka berharap Allah melakukan perkara-perkara besar bagi kita dan di tengah-tengah kita, tetapi kita mengabaikan hal-hal kecil yang tersedia di depan kita untuk kita selesaikan.

Yokebed ibu Musa dan Miryam saudari perempuan Musa percaya bahwa Tuhan akan melakukan hal besar terhadap bayi kecil dan tidak berdaya itu. Tetapi mereka tidak berdiam diri atau berpangku tangan, mereka mengambil langkah-langkah kecil yang diperlukan, yakni membuat sebuah peti pandan, meletakkan Musa di dalamnya dan melepaskan peti itu di sungai Nil.

Ya, Allah tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan besar bagi kita, jika kita sendiri tidak mau memberi diri menjadi alat dalam tangan Tuhan dengan melakukan hal-hal kecil dalam percaya dan ketaatan akan Allah (Pdt. Eben Nuban Timo).

Wise Words : Karya besar tidak dikerjakan oleh dorongan, tapi oleh rangkaian hal-hal kecil yang dibawa bersama-sama (Vincen Van Gogh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *