Engkau Punya Talenta – Matius 25:14-30

Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya. (Amsal  10:22)

Semua orang pasti setuju bahwa semua yang dimilikinya adalah anugrah dari Tuhan. Anugerah Tuhan dapat berupa apa saja, entah orang-orang yang disayangi, harta, kemampuan, kesuksesan, kecerdasan, kesehatan dan lain sebagainya, termasuk talenta. Semua itu anugerah yang indah.

Tuhan Yesus pada saat mengajarkan tentang perihal anugerah Kerajaan Sorga, Ia mengambil contoh tentang pemberian talenta. Talenta menunjuk pada nilai uang yang sangat banyak. Dalam Perjanjian Baru, talenta adalah mata uang dengan nilai 6000 dinar. Satu dinar adalah bayaran upah pekerja harian dalam satu hari. Kalau dihitung ke dalam nilai mata uang sekarang, maka untuk Indonesia, saat ini berlaku upah pekerja harian katakanlah Rp.35.000/hari. Kalau berhitung sederhana, menurut nilai mata uang rupiah saat ini maka satu talenta adalah Rp.35.000 x 6000 = Rp.210 juta. Jumlah yang sangat banyak. Artinya untuk jumlah terkecil dari talenta yang dibagi secara percuma yakni satu talenta pun, sudah sangat besar nilainya sebagai modal.

Saudaraku, setiap manusia yang diciptakan diberi kepada masing-masing talenta. Jumlahnya bisa beda-beda tergantung pada kebebasan Allah untuk memberi. Namun sekalipun talenta itu dikatakan paling kecil tapi nilainya sudah sangat besar dan memuaskan. Jadi soalnya bukan berapa banyak talenta yang diberikan Allah kepada kita. Soal untuk digumuli adalah talenta yang diberi Allah harus dikembangkan.

Kadang kita terjebak untuk menjadi iri dengan talenta yang dimiliki oleh orang lain. Ada yang jago menyanyi, suaranya merdu, lalu kita yang suaranya fales menjadi iri dengan mereka yang bersuara merdu. Tapi bukan hanya yang bersuara fales yang terjebak pada iri hati sebab yang sudah memiliki suara bagus pun dapat iri dengan para diva bersuara sangat bagus.

Hal yang mesti dipahami benar adalah semua orang diberikan talenta. Bedanya adalah bentuk dan jumlahnya tidak sama dan soalnya bukan pada berapa besar talenta sebab apapun dan berapapun talenta, itu sudah cukup besar untuk menjadi modal hidup. Pertanyaannya adalah mau tidak membungakan talenta itu? Kalau mau maka bagaimana cara membungakan talenta yang diberikan Allah? Apa efek di dalam tanggung jawab memperoleh talenta yang besar? Itulah hal yang mesti dijawab oleh masing-masing manusia.

Wise Words : Rasa memiliki tidak tergantung pada apa yang anda miliki tapi apa yang anda pikirkan. (LM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *