MENARA BABEL

  Kejadian 11:1 – 9

Pendalaman Alkitab di Kantor Sinode

Oleh Pdt. Neti FanggidaE-Nunuhitu, M.Th.

Jumat, 5 Mei 2017

A.Pengantar: Perubahan Struktur Sosial Ada banyak sudut pandang terhadap kisah Menara Babel ini. Pada umumnya, dilihat secara historis, kebanyakan memandang kisah ini sebagai awal mula proses perubahan social pasca peristiwa Air Bah. Perubahan dari struktur masyarakat yang homogen, dibatasi secara etnografis pada satu keluarga, satu suku, satu bahasa, satu logat dan dibatasi juga secara geografis, berubah menjadi masyarakat plural dan heterogen, terpisah-pisah, menyebar, banyak suku dengan budaya, bahasa,dan logat masing-masing.
Pluralitas dan heterogenitas masyarakat sebenarnya sudah disebutkan di pasal 9:19, 10:5, 20, 31), dan bukan baru terjadi pada peristiwa Menara Babel. Terhadap hal ini, kita dapat mengatakan bahwa pasal 9-11 tidak harus dilihat secara kronologis, urut-urutan waktu, satu sesudah yang lain, tetapi merupakan kesatuan yang utuh yang dicatat secara bervariasi.
B.Prakarsa Allah Untuk Perubahanvs Ketakutan Manusia Terhadap Perubahan Hal menarik di sini adalah proses perubahan menjadi plural dan heterogen itu diprakarsai oleh Allah, bukan hasil karya atau kreativitas manusia. Justru, kisah Menara Babel ini menunjukkan keinginan yang kuat dalam diri manusia untuk mempertahankan kondisi sosial-budaya yang bersifat tunggal dan homogen, tidak mau terpisah, tidak suka berbeda, atau anti-plural dan anti-heterogen. Itu manusia Babel. Lalu mereka mengupayakan pembatasan secara geografis dan etnografis, demi menjamin kelestarian homogenitas itu.
  Ada kesan, masyarakat pasca air bah kuatir atau takut terhadap kemungkinan perubahan ke arah pluralitas; mereka takut terhadap keragaman. Ketakutan inilah yang melahirkan ide Menara Babel,dalam kalimat ajakan, “Marilahkita…” (ay 3, 4).Ajakan dan ide ini diwujudkan dalam sebuah mega proyek yang kelihatannya sangat kreatif, mega proyek yang dianggap mampu menjamin kenyamanan sebagai orang-orang yang mencintai keseragaman dan satu warna. Mereka lupa kepada keindahan pelangi yang berwarna-warni pasca air bah (9:17).Bahwa keindahan pelangi yang berwarna-warni dan bukan satu warna itu diciptakan Allah untuk meyakinkan mereka akan janji pemeliharaan Allah yang kekal.
C.Kritik Allah Terhadap Megaproyek Manusia Terhadap ide dan ajakan manusia untuk mewujudkan mega proyek “homogenisasi”itu, merupakan sesuatu  yang serius dalam pandangan Allah. Allah harus turun (ay 5). Tindakan Allah yang “turun gunung” dan “turun tangan”,dapat kita lihat sebagai kritik Allah terhadap mega proyek manusia. Bukan mega proyek dalam arti bangunan fisik, tetapi mega proyek untuk mencegah terwujudnya pluralitas dan heterogenitas sosial-budaya, etnis, geografi. Tindakan Allah dapat kita lihat sebagai sebuah kritik serius terhadap ide-ide manusia yang membatasi bahkan menyingkirkan perbedaan.
  Tuhan-lah yang memprakarsai pluralitas dan heterogenitas (dan tas-tas yang lainnya). Istilah “prakarsa” ini menunjukkan bahwa Allah bukan bereaksi terhadap manusia, tetapi justru Allah sudah merencanakan kehidupan di bumi yang plural dan heterogen, dan Ia sudah menetapkan sejak semula (providensia). Pada kisah penciptaan, Allah sudah menetapkan rencana-Nya sebagaimana tercatat pada pasal 1:28 bahwa manusia harus terlibat dalam pekerjaan Allah untuk merawat alam yang diciptakan Allah. Dengan menerima mandat budaya ini, manusia merefleksikan tindakan-tindakan dan sifat-sifat Allah diseluruh bumi, sebagai Allah Pencipta dan Pemelihara seluruh alam ciptaan-Nya. Di dalam mandat budaya itu, terkandung satu perintah penting dari Allah, “penuhilah bumi”, manusia harus berpencar keseluruh bumi untuk mewujudkan mandate pemeliharaan itu.\
  Tetapi, mega proyek menara babel adalah bukti bahwa manusia menolak mandate budaya itu. Menolak rencana dan ketatapan Allah tentang pluralitas dan heterogenitas. Dan menolak pluralitas dan heterogenitas itu sama dengan menolak Allah sendiri. Manusia tidak mau terlibat dan melibatkan diri dalammegaproyek Allah untuk menghadirkan kebaikan-kebaikan-Nya bagi seluruh ciptaan. Manusia menolak mandat Allah untuk menyebar ke seluruh bumi demi dan menghadirkan pemeliharaan Allah atas seluruh bumi. Manusia menciptakan mega proyek baru, mega proyek egoisme, hanya memikirkan diri sendiri.
  Ayat 7-8 menyebutkan Allah menghentikan mega proyek menara babel. Allah mengembalikan manusia kepada mega proyek Allah sendiri sebagai mana sudah direncanakan, ditetapkan, dan dimandatkan di pasal 1:28. Sehebat-hebatnya mega proyek manusia untuk mengurung dan membatasi keragaman, rencana dan ketetapan Allah-lah yang pada akhirnya berlaku.
D.Cara Allah Melanjutkan Mega Proyek-Nya Allah menciptakan bahasa yang berbeda-beda dan memakai bahasa yang berbeda-beda sebagai subyek (bukan obyek) untuk mewujudkan rencana, ketetapan, dan mandat Allah atas manusia. Bukan hanya untuk membuat manusia bingung satu terhadap yang lain karena perbedaan, tetapi melalui perbedaan bahasa itu manusia menyadari kehendak Allah dan tujuan-Nya yang mulia bagi seluruh bumi.
Bahasa membuat manusia kadang tidak mengerti satu dengan yang lain, bingung satu terhadap yang lain, tetapi sekaligus bahasa adalah subyek yang menolong manusia berefleksi dan mengingatkan manusia akan keinginan hati Allah sendiri, kehendak dan tujuan-Nya sejak semula: bukansemata-mata bereaksi untuk mengacaukan, membingungkan, tetapi melalui kebingungan itu manusia menemukan kembali panggilannya (dalam bentuk Tri-V: vocation, vision, dan virtue) dari Allah untuk melaksanakan mandat budaya dari Allah.
E.Pertanyaan Diskusi Reflektif: Dalam Konteks 1.     Apa mega proyek manusia Indoenesia saat ini berkaitan dengan fakta pluralitas dan heterogenitas sosial-budaya-agama-suku, dst.?

2.     Bagaimana GMIT berefleksi dari teks menara babel dalam konteks masa kini yang diwarnai ancaman radikalisme  yang cenderung anti-keragaman, seperti masyarakat Babel? (Babel kontekstual).

3.     Apakah bulan bahasa dan budaya sudah cukup merefleksikan panggilan GMIT untuk terlibat dan melibatkan diri dalam mega proyek Allah, yaitu mandat budaya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *