The Eye – Mazmur 143:1-12

“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” (Lukas  22:42)

Film The Eye bercerita tentang Sydney Wells yang buta sejak kecil namun ia adalah seorang pianis terkenal. Setelah bertahun-tahun hidup mandiri dan sukses walau buta matanya, akhirnya ia mendapatkan donor mata yang cocok untuknya. Ia lalu dioperasi dan kembali melihat namun yang dilihatnya selain bumi yang indah dan wajah semua orang yang dikasihinya, namun ia juga melihat hal-hal yang mengerikan. Ia dapat melihat hantu hingga segala musibah yang akan terjadi di masa depan.

Karirnya sebagai seorang pemain biola nyaris hancur karena penglihatannya. Hidupnya jadi terasa berantakan dan ia menjadi tidak bahagia dengan matanya. Tak lama kemudian matanya menjadi buta kembali karena kecelakaan namun ia mensyukuri kebutaannya. Film ini diakhiri dengan pernyataan Sydney bahwa saat ia buta waktu kecil itu baik karena ia menjadi mandiri. Saat  ia dapat melihat, walau sebentar saja, namun ada tujuan baik dibaliknya yakni ia punya kesempatan menyelamatkan banyak orang dari kecelakaan dan kebakaran yang hebat. Dan walaupun ia harus kembali buta, itu tetap yang terbaik baginya.

Sahabatku, segala hal yang dialami hidup ada di dalam perencanaan yang baik. Sang Perencana Agung mengatur semuanya untuk terjadi dalam alur yang baik dan demi kebaikan yang lebih agung. Semuanya sejak awal direncanakan untuk tujuan yang semata-mata mendatangkan kebaikan bagi hidup kita dan bagi dunia.  Namun untuk memahami hal ini diperlukan kerendahan hati untuk berserah sepenuhnya pada Tuhan. Diperlukan penyerahan diri yang sungguh di dalam kesadaran bahwa hidup kita adalah milik Tuhan dan Ia berhak mengatur hidup kita sesuka hati-Nya.

Beriman bahwa semua pemberian Tuhan adalah baik memungkinkan kita memiliki cara pandang positif terhadap apapun yang ditawarkan hidup, entah itu baik atau buruk menurut dunia. Masalah bisa menjadi buruk tapi bisa juga menjadi baik, itu juga tergantung dari cara kita memandangnya. Melihat hal yang baik dengan cara pandang yang buruk, maka yang baik akan terlihat sedemikian negatif. Sebaliknya, melihat hal yang buruk dengan cara pandang yang baik, secara mengejutkan dapat membuat kita menemukan hal positif yang mempesona kita.

Hal yang dapat membelenggu dan menghancurkan kita, bukan terletak di masalah namun cara pandang terhadap masalah. Sydney Wells pada saat ia buta, ia bisa menikmati kebutaannya dan menjadi perempuan yang sukses. Pada saat ia bisa melihat justru hidupnya terasa tidak menyenangkan karena ia harus melihat hal yang tidak diinginkannya. Kemudian saat ia kembali menjadi buta, ia tetap mensyukuri keadaannya dan bersaksi bahwa entah saat buta maupun saat melihat, semuanya untuk tujuan yang baik. Inilah iman seperti Ayub, iman seperti Abraham, iman seperti Kristus. Iman yang berserah pada kehendak Bapa di sorga.

Wise Words : Apa yang dilihat manusia sebagai kemalangan adalah rencana Allah yang indah (LM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *