Saya nonton salah satu episode Oprah Winfrey Show di Youtube. Oprah mengunjungi penjara untuk melakukan wawancara dengan 4 orang ibu yang membunuh anak kandungnya sendiri dan dijatuhi hukuman penjara. Salah satu ibu yang membunuh dua orang anak kandungnya dan bercerita dengan sedih dan mengakhiri ceritanya dengan berkata “Saya mengerti kalau orang membenci saya dan memang saya telah melakukan hal terburuk, bahkan saya membenci diri saya dan tidak bisa memaafkan apa yang telah saya lakukan.”
Sementara seorang ibu dengan santai bercerita bahwa bayinya berusia 2 bulan selalu menangis lalu ia memasukkan bayinya ke dalam kulkas dan ia tertidur. Saat bangun ia menemukan bayinya meninggal karena kedinginan lalu ia memasukkannya dalam tas dan pergi begitu saja.
Selama sesi wawancara itu, Oprah tetap tenang dan mendengar tanpa sedikitpun menghakimi. Ia hanya bertanya tentang bagaimana perasaan mereka atas apa yang mereka lakukan serta apa alasan mereka. Oprah sedikitpun tidak berkomentar bahwa mereka telah melakukan kesalahan yang mengerikan.
Saat ia meninggalkan perempuan-perempuan itu di penjara, salah seorang perempuan itu bertanya pada Oprah, “Mengapa kamu tidak membenci kami karena perbuatan kami?”
Oprah menjawab, “Saya tidak membenci kalian. Saya melihat kalian melakukan perbuatan itu karena masalah dan penderitaan yang kalian sendiri.”
Saat menonton cerita ini, saya mengerti bahwa tidak ada orang yang benar-benar lahir dengan kejahatan. Semua kita punya persoalan, derita, tekanan dan kemarahan-kemarahan. Semua itu berdampak pada perilaku yang buruk terhadap orang lain. Kebencian dan rasa tidak nyaman pada diri sendiri kemudian ditumpahkan pada orang lain dengan menyakiti mereka. Padahal ada Tuhan Yesus yang mengerti luka dan derita kita. Ia tahu beban masalah kita dan betapa dalam hati kita terluka. Yang harusnya dilakukan setiap orang adalah memberi diri pada Dia dan anda akan dibuat mengerti bahwa anda dikasihi dan diterima apa adanya.
Tuhan Yesus mengerti bahwa hidup dan masalah telah banyak melukai kita. Karena itu Ia mau mengulurkan tangan untuk memeluk dan menyatakan kasih yang kekal pada kita. Luka yang paling mengerikan dan kepedihan yang paling menyayat pada setiap manusia adalah merasa tidak dikasihi, tidak dicintai, dan dikhianati. Dan manusia bisa mengalami itu. Ada orang yang kita kasihi dan seharusnya mengasihi kita tapi dengan gampang melukai kita. Semua itu terjadi sebagai bagian yang pahit dari kehidupan. Setiap manusia memiliki bagian pahit yang harus ia alami sebagai konsekwensi dari hidup itu sendiri.
Sahabat, dalam menyikapi bagian pahit dari kehidupan, satu-satunya pilihan yang membuat anda dapat menghadapinya adalah menjalani kehidupan di dalam Tuhan. Kasih Tuhan dapat dialami lebih dekat saat hidup berada dalam kepahitan. Mereka yang menjalani kepahitan hidup sambil memandang kepada Tuhan adalah mereka yang akan keluar sebagai pemenang dan merubah kepahitan menjadi cerita manis kehidupan.
Tuhan mengerti bahwa kepahitan hidup dapat membuat orang terluka seumur hidupnya. Karena itu maka Tuhan Yesus berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28).
Tuhan Yesus mengasihi saudara dengan kasih yang besar dan selalu mau mengampunimu. Ia selalu mau menerima anda kapanpun anda datang menemui-Nya. Ia rela menanggung setiap bebanmu yang berat dan memberimu kelegaan sejati. Ia, Allah yang lemah lembut dan rendah hati, akan membuat jiwamu mendapatkan kelegaan.
Sahabat, selama anda hidup, anda tidak akan dapat menghindari beban hidup yang berat. Kepahitan pasti anda alami. Namun menjalani kepahitan dan beban berat di dalam Tuhan akan membuat anda hanya melihat kepahitan sebagai hal yang manis karena membuat anda lebih mengenal Tuhan dan mengalami kasih yang ajaib.
Di pihak lain, realitas hidup yang penih kepahitan, seharusnya membuat setiap kita melihat sesama sebagai saudara yang patut dikasihi tanpa menghakiminya. Bahwa benar, tidak ada orang yang jahat. Yang ada hanyalah mereka yang terluka. Bekas dari luka-luka batin nampak dalam perilaku yang buruk dan kebencian serta luka yang ditebarkan pada orang lain. Maka setiap orang yang jahat mestilah dilihat sebagai orang yang terluka. Yang seharusnya anda lakukan bukan membenci dia melainkan menunjukkan padanya bahwa masih ada orang yang mengasihi dia di dalam dunia dan akan terus menerima dia. Persis seperti Tuhan Yesus yang tetap mengasihi dan menerima anda. Amin.
Oleh Pdt. Leny H.F. Mansopu